Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puji Upaya RI Pangkas Emisi Karbon, Bos IMF: Pak Luhut, Bravo!

Kompas.com - 07/09/2023, 14:44 WIB
Rully R. Ramli,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) Kristalina Georgieva mengapresiasi upaya pemerintah Indonesia dalam rangka memangkas emisi karbon dioksida.

Hal itu ia sampaikan dalam gelaran Indonesia Sustainibility Forum (ISF) 2023 yang juga dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan.

Salah satu upaya pemangkasan emisi karbon yang dipuji oleh Kristalina ialah terkait peningkatan bauran energi terbarukan di pembangkit listrik hingga mencapai 50 persen total bauran pembangkit pada 2030.

"Indonesia pada tahun lalu telah mengambil langkah yang lebih jauh (memangkas emisi karbon) dengan membuat komitmen bauran pembangkit energi terbarukan sebesar 50 persen pada 2030. Pak Luhut, bravo, bravo untuk Indonesia," katanya, dalam gelaran ISF 2023, Kamis (7/9/2023).

Baca juga: Menlu: IMF dan Bank Dunia Puji Pertumbuhan Ekonomi ASEAN

Selain itu, Kristalina juga menyoroti aksi penanaman pohon mangrove yang dilakukan Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama para pemimpin G20 di Tahura Bali pada November tahun lalu.

Menurutnya, mangrove bisa membantu upaya pemerintah mengurangi emisi karbon dengan menyerapnya, dan pada saat bersamaan juga mampu melindungi pantai dari erosi.

"Mangrove merupakan suatu hal yang indah," ujar dia.

Baca juga: Kata Bos IMF, Perekonomian ASEAN ibarat Titik Terang di Cakrawala yang Redup


Lebih lanjut Kristalina menekankan, isu perubahan iklim menjadi sangat penting bagi dunia, khususnya bagi negara yang memiliki potensi dampak kerusakan lebih besar, seperti negara-negara di kawasan Asia Tenggara, yang memiliki tingkat kenaikan suhu lebih cepat dua kali lipat dari global.

Indonesia sendiri memang tidak termasuk ke dalam daftar 10 negara dengan risiko perubahan iklim terbesar, namun Indonesia kerap terdampak oleh bencana alam yang disebabkan kenaikan level laut.

Oleh karenanya, Kristalina mendorong kepada negara-negara yang telah meratifikasi Perjanjian Paris, termasuk Indonesia, utnuk menjalankan komitmennya dengan mengambil langkah tegas menekan emisi karbon dan mencapai nol emisi pada 2050.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com