Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Erick Thohir: Tidak Pernah Ada Pernyataan Pertalite Akan Dihapus...

Kompas.com - 07/09/2023, 14:36 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, tidak pernah ada pernyataan bahwa Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite akan dihapus pada tahun depan.

Erick mengatakan, PT Pertamina (Persero) akan fokus pada efisiensi penggunaan BBM jenis Pertalite.

"Tidak pernah ada statement Pertalite dihapuskan, tidak pernah ada loh, tetapi efisiensi penggunaan Pertalite," kata Erick saat ditemui di Gedung Galeri Koperasi dan UMKM, Tangerang Selatan, Kamis (7/9/2023).

Baca juga: Wamen BUMN: 70 Persen Penduduk ASEAN Tak Punya Rekening Bank, Digitalisasi Jadi Solusi

Erick mengatakan, efisiensi Pertalite tersebut untuk memastikan penggunaannya tepat sasaran.

"Jangan orang mampu beli bensin subsidi itu kan enggak boleh, itulah kenapa kemarin Pertamax sempat ada," ujarnya.

Lebih lanjut, Erick juga mengatakan, pemanfaatan BBM jenis baru yang dicampur dengan etanol perlu didukung terutama masyarakat kelas atas. Hal ini, kata dia, salah satu langkah untuk menekan polusi udara.

"Seperti di Brazil sekarang sudah ada campuran BBM dengan bio etanol karena itu bagus, di Brazil itu 67 persen mobil pakainbio etanol akhirnya udara biru, jadi kita harus dorong," ucap dia.

Baca juga: Pertalite Akan Dihapus pada 2024, Luhut: Nanti Kita Lakukan

Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) tengah mengkaji untuk meningkatkan kadar oktan BBM subsidi dari RON 90 menjadi RON 92. Salah satu yang dipertimbangkan adalah mengganti Pertalite dengan produk baru bernama Pertamax Green 92 pada 2024.

Adapun Pertamax Green 92 merupakan hasil pencampuran Pertalite yang memiliki RON 90 dengan ethanol 7 persen (E7) sehingga terjadi peningkatan oktan menjadi RON 92.

Namun, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menyatakan, kajian yang dinamakan Program Langit Biru Tahap 2 tersebut masih dilakukan secara internal dan belum diputuskan.

"Program tersebut merupakan hasil kajian internal Pertamina, belum ada keputusan apa pun dari pemerintah. Tentu ini akan kami usulkan dan akan kami bahas lebih lanjut,” kata Nicke saat rapat dengan Komisi VII DPR RI, seperti dikutip dalam keterangan resminya, Kamis (31/8/2023).

Baca juga: Jokowi Sebut Belum Tahu Rencana Pertamina Hapus Pertalite


Ia bilang, usulan Program Langit Biru Tahap 2 ini nantinya akan jadi kewenangan pemerintah untuk memutuskan. Namun, jika nantinya usulan tersebut dapat dibahas dan menjadi program pemerintah, harga jual Pertamax Green 92 tentunya akan diatur oleh pemerintah.

"Tidak mungkin Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) harganya diserahkan ke pasar karena ada mekanisme subsidi dan kompensasi di dalamnya," kata dia.

Menurut Nicke, kajian tersebut dilakukan untuk menghasilkan kualitas BBM yang lebih baik, karena bahan bakar dengan kadar oktan yang lebih tinggi akan semakin ramah lingkungan.

"Kalau misalnya dengan harga yang sama, tapi masyarakat mendapatkan yang lebih baik, dengan octan number lebih baik, sehingga untuk mesin juga lebih baik, sehingga emisi juga bisa menurun. Namun ini baru usulan sehingga tidak untuk menjadi perdebatan,” jelas Nicke.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pajak Dividen: Tarif, Perhitungan, dan Contohnya

Pajak Dividen: Tarif, Perhitungan, dan Contohnya

Earn Smart
Jalan Tol Akses IKN Ditargetkan Beroperasi Fungsional Pada Agustus 2024

Jalan Tol Akses IKN Ditargetkan Beroperasi Fungsional Pada Agustus 2024

Whats New
Cara Menghitung Dividen Saham bagi Investor Pemula Anti-Bingung

Cara Menghitung Dividen Saham bagi Investor Pemula Anti-Bingung

Earn Smart
Sepanjang 2023, AirAsia Indonesia Kantongi Pendapatan Rp 6,62 Triliun

Sepanjang 2023, AirAsia Indonesia Kantongi Pendapatan Rp 6,62 Triliun

Whats New
Menyehatkan Pesawat di Indonesia dengan Skema 'Part Manufacturer Approval'

Menyehatkan Pesawat di Indonesia dengan Skema "Part Manufacturer Approval"

Whats New
Libur Panjang, Tiket Whoosh Bisa untuk Masuk Gratis dan Diskon 12 Wahana di Bandung

Libur Panjang, Tiket Whoosh Bisa untuk Masuk Gratis dan Diskon 12 Wahana di Bandung

Whats New
Memahami Dividen: Pengertian, Sistem Pembagian, Pajak, dan Hitungannya

Memahami Dividen: Pengertian, Sistem Pembagian, Pajak, dan Hitungannya

Earn Smart
Limbah Domestik Dikelola Jadi Kompos, Solusi Kurangi Sampah di Kutai Timur

Limbah Domestik Dikelola Jadi Kompos, Solusi Kurangi Sampah di Kutai Timur

Whats New
Harga Emas Terbaru 11 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 11 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Sabtu 11 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Sabtu 11 Mei 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Sabtu 11 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Daging Sapi Murni

Harga Bahan Pokok Sabtu 11 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Daging Sapi Murni

Whats New
Pembinaan Berkelanjutan Sampoerna Diapresiasi Stafsus Presiden dan Kemenkop UKM

Pembinaan Berkelanjutan Sampoerna Diapresiasi Stafsus Presiden dan Kemenkop UKM

Whats New
Sanksi Menanti Pejabat Kemenhub yang Viral Usai Ajak Youtuber Korea Mampir ke Hotel

Sanksi Menanti Pejabat Kemenhub yang Viral Usai Ajak Youtuber Korea Mampir ke Hotel

Whats New
[POPULER MONEY] Buntut Ajak Youtuber Korsel ke Hotel, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan | Intip Tawaran 250 Merek Waralaba di Pameran Franchise Kemayoran

[POPULER MONEY] Buntut Ajak Youtuber Korsel ke Hotel, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan | Intip Tawaran 250 Merek Waralaba di Pameran Franchise Kemayoran

Whats New
Cukupkah Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen?

Cukupkah Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com