Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kementerian ESDM: Biodiesel Bikin RI Hemat Devisa Hingga Rp 122 Triliun

Kompas.com - 08/09/2023, 06:30 WIB
Yohana Artha Uly,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Energi dan Sumber dan Mineral (ESDM) mengungkapkan program penggunaan bahan bakar biodiesel yakni pencampuran bahan bakar nabati (BBN) dengan solar telah membuat Indonesia menghemat devisa impor cukup signifikan.

Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengatakan, penerapan program B30 telah membuat negara menghemat devisa mencapai 8 miliar dollar AS atau sekitar Rp 122 triliun di sepanjang 2022.

Adapun B30 merupakan bahan bakar hasil percampuran antara 30 persen fatty acid methyl ester (FAME) dan 70 persen solar. FAME merupakan minyak nabati turunan dari minyak sawit mentah.

Maka penghematan pun didapat dari pemanfaatan bahan bakar nabati sawit, sehingga Indonesia mampu mengurangi impor bahan bakar minyak (BBM) solar.

“Pada tahun 2022, kami memiliki penghematan devisa lebih dari 8 miliar dollar AS, dan juga lebih dari 1,3 juta pekerja terlibat dalam industri biofuel,” ujar Tutuka dalam acara Indonesia Sustainibility Forum (ISF) di Hotel Park Hyatt, Jakarta, Kamis (7/9/2023).

Baca juga: Penggunaan BBM Biodiesel, Upaya Tekan Emisi di Masa Transisi Energi

Selain penghematan devisa, lanjutnya, penerapan biodiesel juga berhasil mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 25 juta ton CO2 sepanjang tahun lalu.

Maka mengingat dampak positif yang diperoleh dari biodiesel, pemerintah pun telah meningkatkan bauran energi menjadi biodiesel 35 persen atau B35 sejak 1 Agustus 2023.

"Tahun ini, konsumsi biodiesel dalam negeri ditargetkan sebesar 13,5 juta kiloliter dan nilai manfaatnya diperkirakan mencapai 10,75 miliar dollar AS," kata dia.

Baca juga: Pertamina Kembangkan Bioenergi untuk Percepat Transisi Energi di Indonesia

Menurut Tutuka, bioenergi memainkan peranan penting dalam upaya transisi energi yang dilakukan setiap negara. Terutama, dalam upaya dekarbonisasi dari sektor transportasi yang selama ini menjadi salah satu sumber utama polusi udara.

Pengembangan bioenergi juga diyakni akan memberikan nilai tambah bagi industri di Indonesia, dalam hal ini industri sawit yang melibatkan jutaan petani. Maka pemerintah melalui PT Pertamina (Persero) terus mendorong pengembangan bioenergi.

"Berinvestasi pada bioenergi, khususnya biofuel sebagai pilihan terdekat untuk bisnis Pertamina saat ini dapat memberikan manfaat sekaligus berkontribusi terhadap masa depan yang lebih bersih dan berkelanjutan," ucap Tutuka.

Baca juga: Bos Pertamina Sebut Kuota Elpiji 3 Kg dan Solar Subsidi Tahun Ini Bakal Jebol


Sebelumnya, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengungkapkan, Indonesia saat ini sudah cukup aman dalam menjaga ketersediaan pasokan dan harga BBM jenis Biosolar. Lantaran, seluruh produksi solar telah dipenuhi dari dalam negeri sehingga tak lagi ketergantungan terhadap impor. 

“Jadi berapapun harga Solar di pasar, kita alhamdulillah sudah tidak impor lagi. Oleh karena itu harus betul-betul dijaga, supaya ketika ada kejadian apapun produksi kita tidak terganggu,” ujar Nicke dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Tahun 2023, Senin (4/9/2023).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com