JAKARTA, KOMPAS.com - Upaya mereduksi emisi gas CO2 trus dilakukan di masa transisi energi. Salah satunya dengan penggunaan bahan bakar ramah lingkungan seperti biodiesel.
Hal ini dilakukan oleh PT Pertamina International Shipping (PIS) yang menerapkan penggunaan bahan bakar ramah lingkungan dan biodiesel B35 untuk bahan bakar kapal-kapalnya.
CEO PIS Yoki Firnandi dalam gelaran EBTKE ConEX 2023 memaparkan, penggunaan BBM ramah lingkungan untuk kapal-kapal PIS merupakan bagian dari dua inisiatif utama perusahaan dalam mendukung target Net Zero Emission (NZE) 2060 Indonesia.
Dua inisiatif tersebut yakni, pertama, keterlibatan PIS dalam bisnis logistik dan transportasi energi baru dan terbarukan atau green business building. Inisiatif kedua, upaya penurunan emisi dari operasional kapal maupun bisnis lainnya saat ini.
“PIS sudah menerapkan penggunaan biodiesel ke 146 kapal yang dioperasikan baik kapal milik maupun kapal sewa. Penggunakan biodiesel sebagai sumber tenaga mesin utama, serta sebagai sumber tenaga mesin tambahan atau auxiliary engine,” ujar Yoki, melalui keterangan pers, Selasa (18/7/2023).
Baca juga: Indonesia Terapkan Penggunaan Biodiesel B35 Mulai 1 Februari Ini
Dia menambahkan, inisiatif peningkatan efisiensi operasi kapal yang paling efektif secara biaya dalam mereduksi karbon di industri perkapalan adalah dengan menerapkan peningkatan efisiensi operasi.
"Seperti pembersihan lambung kapal secara terus menerus, pemasangan energy saving device, dan pengaturan kecepatan kapal pada kecepatan optimum atau ekonomis," lanjut Yoki.
Baca juga: Pemerintah Tetapkan Alokasi Biodiesel pada 2023 Sebesar 13,15 Juta Kiloliter
Selain dengan penggunaan BBM ramah lingkungan, PIS juga melakukan pembelian kapal angkut gas untuk mereduksi emisi.
PIS membeli kapal VLGC (Very Large Gas Carrier) Amaryllis tahun ini. Kapal ini adalah salah satu kapal pengangkut gas terbesar di dunia, yang juga menjadi kapal pertama bertenaga "dual fuel" LPG di Pertamina dan Indonesia.
"Kapal tersebut berpotensi menurunkan emisi PIS sebesar 12.000 ton setara CO2 per tahunnya,” pungkas Yoki.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya