Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penarikan Utang Turun 40 Persen, Sri Mulyani: Penerimaan Kita Masih Cukup Baik

Kompas.com - 21/09/2023, 08:09 WIB
Rully R. Ramli,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan, realisasi pembiayaan utang pemerintah baru mencapai Rp 198 triliun hingga Agustus 2023. Nilai ini jauh lebih rendah dari target yang dietapkan dalam APBN 2023 atau realisasi periode yang sama tahun lalu.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pemerintah menetapkan pagu pembiayaan utang sebesar Rp 696,3 triliun sepanjang 2023. Dengan demikian, realisasi pembiayaan utang baru mencapai 28,4 persen dari target yang ditetapkan.

Selain itu, realisasi pembiayaan juga lebih rendah dibandingkan posisi Agustus tahun lalu. Tercatat realisasi pembiayaan pemerintah turun 40,4 persen dari Agustus 2022 yang mencapai Rp 332 triliun.

Baca juga: Kala China Minta APBN RI Dijadikan Jaminan Utang Kereta Cepat

Menurut bendahara negara, turunnya realisasi pembiayaan negara tidak terlepas pendapatan negara yang masih tumbuh lebih pesat dari belanja negara. Tercatat realisasi pendapatan negara tumbuh 3,2 persen secara tahunan menjadi Rp 1.821,9 triliun sementara belanja negara hanya tumbuh 1,1 persen menjadi Rp 1.674,7 triliun.

"Karena penerimaan kita masih cukup baik, meskipun tadi tren growth-nya mulai melemah namun belanjanya tetap sesuai dengan yang ditargetkan. Kita lihat pembiayaan anggaran mengalami penurunan yang sangat jam," tutur Sri Mulyani, dalam konferensi pers APBN KiTa Edisi September, Rabu (20/9/2023).

Jika dilihat lebih rinci, pembiayaan utang pemerintah didominasi oleh penerbitan surat berharga negara (SBN), yakni sebesar Rp 183 triliun. Nilai ini setar dengan 25,7 persen dari target APBN dan ambles 42,3 persen dari periode yang sama tahun lalu.

"Padahal (penerbitan SBN) tahun lalu Rp 317,3 triliun itu sudah turun 44 persen," ujar Sri Mulyani.

Sementara itu, pembiayaan melalui pinjaman realisasinya sebesar Rp 15 triliun. Berbeda dengan penerbitan SBN, realisasi pembiayaan pinjaman lebih tinggi 90,3 persen dari yang ditetapkan pemerintah, dan meningkat 2,6 persen dari tahun lalu.

Secara garis besar, Sri Mulyani menekankan, pembiayaan anggaran melalui uting masih selaras dengan strategi yang disiapkan. Selain itu, utang juga tetap antisipatif serta dikelola secara terukur dengan mempertimbangkan dinamika atas kondisi pasar keuangan global.

"APBN telah terus meningkatkan kekuatan dan kemandiriannya dan kesehatannya, sehingga pada saat dunia mengalami perubahan yang begitu cepat, dengan inflasi mendadak tinggi, dengan suku bunga yang dinaikkan secara drastis, APBN instrumen fiskal kita relatively bisa terjaga dan terlindungi," ucapnya.

Baca juga: Sri Mulyani Klarifikasi Tudingan APBN Digadaikan ke China demi KCJB

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank Mandiri Raup Laba Bersih Rp 12,7 Triliun pada Kuartal I-2024

Bank Mandiri Raup Laba Bersih Rp 12,7 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Gelar RUPST, Astra Tetapkan Direksi dan Komisaris Baru

Gelar RUPST, Astra Tetapkan Direksi dan Komisaris Baru

Whats New
Emiten Sawit BWPT Catat Pertumbuhan Laba Bersih 364 Persen pada Kuartal I-2024

Emiten Sawit BWPT Catat Pertumbuhan Laba Bersih 364 Persen pada Kuartal I-2024

Whats New
Ekonom: Investasi Apple dan Microsoft Bisa Jadi Peluang RI Tingkatkan Partisipasi di Rantai Pasok Global

Ekonom: Investasi Apple dan Microsoft Bisa Jadi Peluang RI Tingkatkan Partisipasi di Rantai Pasok Global

Whats New
Kemenko Perekonomian Buka Lowongan Kerja hingga 2 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Kemenko Perekonomian Buka Lowongan Kerja hingga 2 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Gapki: Ekspor Minyak Sawit Turun 26,48 Persen Per Februari 2024

Gapki: Ekspor Minyak Sawit Turun 26,48 Persen Per Februari 2024

Whats New
MPMX Cetak Pendapatan Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024, Ini Penopangnya

MPMX Cetak Pendapatan Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024, Ini Penopangnya

Whats New
Allianz Syariah: Premi Mahal Bakal Buat Penetrasi Asuransi Stagnan

Allianz Syariah: Premi Mahal Bakal Buat Penetrasi Asuransi Stagnan

Whats New
Holding Ultra Mikro Pastikan Tak Menaikkan Bunga Kredit

Holding Ultra Mikro Pastikan Tak Menaikkan Bunga Kredit

Whats New
Menteri Teten: Warung Madura di Semua Daerah Boleh Buka 24 Jam

Menteri Teten: Warung Madura di Semua Daerah Boleh Buka 24 Jam

Whats New
Bangun Ekosistem Energi Baru di Indonesia, IBC Gandeng 7 BUMN

Bangun Ekosistem Energi Baru di Indonesia, IBC Gandeng 7 BUMN

Whats New
Apple hingga Microsoft Investasi di RI, Pengamat: Jangan Sampai Kita Hanya Dijadikan Pasar

Apple hingga Microsoft Investasi di RI, Pengamat: Jangan Sampai Kita Hanya Dijadikan Pasar

Whats New
Bank DKI Raup Laba Bersih Rp 187 Miliar pada Kuartal I 2024

Bank DKI Raup Laba Bersih Rp 187 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Mendag Zulhas Terbitkan Aturan Baru Soal Batasan Impor, Ini Rinciannya

Mendag Zulhas Terbitkan Aturan Baru Soal Batasan Impor, Ini Rinciannya

Whats New
Microsoft Komitmen Berinvestasi di RI Senilai Rp 27,54 Triliun, Buat Apa Saja?

Microsoft Komitmen Berinvestasi di RI Senilai Rp 27,54 Triliun, Buat Apa Saja?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com