Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wall Street Masih Dibayangi Sentimen "Shutdown" Pemerintahan AS, Dow Jones Merah

Kompas.com - 03/10/2023, 07:09 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber CNBC

NEW YORK, KOMPAS.com - Bursa saham AS atau Wall Street ditutup mayoritas hijau pada akhir perdagangan Senin (2/10/2023) waktu setempat (Selasa pagi).

Sentimen kekhawatiran shutdown (penutupan) pemerintah AS menjadi pemberat bagi indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA), bahkan setelah legislator berhasil mencapai kesepakatan jangka pendek untuk mencegah hal tersebut terjadi.

Indeks 30 saham itu turun 74,15 poin, atau 0,22 persen, menjadi 33.433,35. Sementara itu, S&P 500 dan Nasdaq Komposit berakhir di zona hijau dengan kenaikan tipis. S&P 500 menguat 0,01 persen dan berakhir pada posisi 4.288,39. Sementara itu, Nasdaq Komposit bertambah 0,67 persen menjadi ditutup pada level 13,307.77.

Baca juga: Dibayangi Imbal Hasil Treasury AS, Wall Street Berakhir Hijau

Saham Russell 2000 mengalami penurunan 1,6 persen, atau telah mengalami koreksi 0,3 persen sepanjang tahun ini. Ini merupakan pertamakalinya Rusell berada di posisi negatif, sepanjang 2023. Ini juga menunjukkan adnya masalah di antara saham-saham berkapitalisasi kecil di AS.

Pergerakan saham Russell 2000 sering menjadi tolak ukur bagi indikator kesehatan ekonomi AS yang lebih luas. Hal ini karena perusahaan itu berfokus pada usaha-usaha kecil.

Pada perdagangan hari Senin, pasar berekaksi terhadap kenaikan imbal hasil obligasi AS. Imbal hasil Treasury 10 tahun AS mencapai level 4,7 persen, dan merupakan level tertinggi sejak Oktober 2007.

Saham Discover mencatatkan keuntungan besar pada indeks S&P 500 pada hari Senin, dengan lonjakan harga saham hampir 5 persen. Harga saham produsen perangkat medis Insulet juga bertambah 3,5 persen, dan pembuat chip Nvidia naik hampir 3 persen.

Saham teknologi, jasa komunikasi, dan kebijakan konsumen merupakan satu-satunya sektor yang positif dalam indeks S&P. Sektor layanan komunikasi bertambah 1,5 persen, sektor teknologi naik 1,3 persen, dan kebijakan konsumen bertambah 0,3 persen.

Baca juga: IHSG Ditutup di Zona Hijau, Rupiah Melemah ke Level Rp 15.530 Per Dollar AS

Senat mengeluarkan resolusi lanjutan hanya dengan waktu beberapa jam sebelum batas waktu tengah malam pada hari Sabtu, yang kemudian ditandatangani oleh Presiden Joe Biden menjadi undang-undang. RUU ini membuat pemerintah tetap terbuka hingga pertengahan November 2023, sebuah periode panjang yang dapat digunakan oleh anggota parlemen untuk menyelesaikan undang-undang pendanaan.

Menurut ahli strategi investasi senior Charles Schwab, Kevin Gordon, secara historis pasar “tidak peduli” terhadap penutupan pemerintahan. Dia mencatat bahwa kinerja rata-rata S&P 500 sebelumnya, dari awal hingga akhir penutupan pada dasarnya bergerak cenderung datar.

“Saya pikir kondisi yang kita hadapi dan kejadian di sekitar kita jauh lebih penting. Jadi, saat kita memasuki akhir tahun, jika kita tidak melihat adanya perbaikan di bidang-bidang utama perekonomian, seperti perumahan dan manufaktur, atau jika kita mulai melihat lebih banyak kesenjangan dalam hal tenaga kerja, saya pikir hal tersebut akan berdampak dan menjadi hal yang lebih penting daripada sekadar penutupan itu sendiri,” kata Gordon mengutip CNBC.

Baca juga: Apa Itu Reksadana Saham? Pahami Pengertiannya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com