Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonet Gandeng ICTel, Dukung Layanan Internet di Kawasan Industri Jababeka

Kompas.com - 10/10/2023, 18:00 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

CIKARANG, KOMPAS.com - PT Indointernet Tbk (EDGE) atau Indonet menjalin kerja sama B2B dengan anak usaha PT Jababeka Tbk (KIJA), yakni PT Infrastruktur Cakrawala Telekomunikasi (ICTel) untuk memberikan lebih banyak pilihan layanan Internet Service Provider (ISP) di kawasan industri Jababeka, Cikarang.

Penandatanganan kerja sama yang dilakukan di Jababeka pada Selasa (10/10/2023) ini diharapkan dapat memfasilitasi tenant-tenant yang ada di kawasan industri Jababeka untuk mendapatkan layanan ISP dan juga interkoneksi secara maksimal.

Direktur Utama Indonet Karla Winata mengatakan, Jababeka sebagai salah satu pusat bisnis memiliki demand yang tinggi akan kebutuhan ISP. Indonet sebagai penyedia infrastruktur ISP tentunya akan membidik kawasan-kawasan strategis untuk pengembangan bisnis, salah satunya Jababeka.

“Tahun lalu, Jababeka menjadi planing yang ingin kita kerjasamakan. Kita ingin melayanai para tenan, dan customer yang ada di kawasan Jababeka. Saat ini bisnis mengarah ke digital, tanpa infrastruktur yang bagus, itu enggak bisa,” ungkap Karla kepada Kompas.com.

Baca juga: Kawasan Industri Jababeka Punya PLTS Atap Berkapasitas 3,5 MWp

Di sisi lain, Karla menilai Jababeka dari sisi kawasan bisnis memiliki infrastruktur yang mendukung didalamnya, tapi tentu membutuhkan interkoneksi ke luar kawasan. Sebagai perusahaan layanan ISP, pihaknya akan mendukung layanan ke berbagai jaringan untuk mendukung end user yang ada di kawasan Jababeka.

“Di Jababeka, infrastrukturnya di dalam sudah ada, tapi membutuhkan interkoneksi ke luar, itu tugas kita sebagai provider, melakukan interkoneksi ke berbagai jaringan, operator, provider, dan sebagainya. Tujuan kita untuk melayani end user ktia di kawasan Jababeka,” jelas dia.

Ditanya mengenai kontribusi kerja sama dengan Jababeka ke pendapatan EDGE, Karla menilai hal tersebut bergantung pada demand dari para tenan yang ada. Di sisi lain, kontribusi terhadap pendapatan juga bergantung pada pengembangan yang dilakukan di kawasan.

“Tentu kerja sama ini tidak bisa dinilai dari situ saja, dengan kita mulai, kita punya proyeksi, tapi tergantung demand juga dan kesiapan indsutri, jadi sulit untuk menetapkan angkanya berapa. Kalau ternyata perkembangannya bagus tidak menutup kemungkinan redundant-nya 3-4 jaringan,” ungkap dia.

Baca juga: Kembangkan Food Estate, Jababeka Siapkan Proyek Percontohan di Cikarang

 


Direktur ICTel Ayub Arwin mengatakan, kerja sama dengan Indonet diharapkan dapat melengkapi fasilitas bagi tenan, pabrik, dan perumahan di Jababeka. Saat ini, jumlah tenan yang ada di Jababeka berjumlah 2.000 tenan, 700 dari jumlah tenan itu berlangganan ISP.

“Kehadiran Indonet melengkapi patner kami. Sebelumnya, ICTel memiliki 10 ISP, dengan kerja sama ini, maka kini ICTel memiliki 11 ISP. Kami siap memberikan service kepada tenan-tenan kami, dimana nanti mereka akan memilih opsi menggunakan ISP mana saja,” ujar Ayub.

Sementara itu, untuk jumlah kapasitas atau bandwidth akan disesuaikan dengan demand dari para tenan. Adapun kapasitas infrastruktur yang dimiliki ICTel saat ini berjumlah 288 core. Ayub berharap kerja sama ini, bisa menjawab kebutuhan layanan internet tenan yang beragam, di sisi lain kerja sama ini juga bisa memudahkan interkoneksi di luar kawasan.

“Harapan kami, tenan ini mendapatkan suatu service yang maksimal bauk di luar ataupun didalam kawasan. Karena saat ini ada banyak tenan di Jababeka yang mana mereka sudah ke arah digital, Internet of Things (IoT), dengan bandwidth yang andal, dan sped yang maksimal. 5G juga menjadi hal yang utama, tapi fiber optik menjadi yang utama saat ini sebelum ke arah 5G, dimana nanti para tenan akan bergantung untuk pengembangan IoT mereka,” ungkap Ayub.

Baca juga: Mau Bangun Ekosistem Silicon Valley, Jababeka Gandeng Telkomsel Enterprise

Wakil Direktur Utama Jababeka Cahyadi Raharia mengungkapkan, dalam menghadapi industri 4.0, pihaknya terus mendukung kebutuhan akan teknologi. Interkoneksi merupakan hal yang penting, dimana butuh keandalan dan minim kendala.

“Kita lama-lama makin ke depan industrinya 4.0, teknologi interkoneksi itu diperlukan dan enggak boleh mati. Biasanya industri itu pasti langganan enggak cuma satu, tapi ke beberapa penyedia layanan ISP, supaya ada backup (jika ada kendala),” jelas Cahyadi.

“Kami sebagai pengelola kawasan, makin banyak yang kerja sama, maka makin lengkap dan makin baik buat para tenan, karena ada banyak pilihan,” tambah dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com