JAKARTA, KOMPAS.com - Berbagai indikator perekonomian ASEAN menunjukkan prospek yang baik.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto menyampaikan, salah satunya adalah Foreign Direct Invesment (FDI) atau Penanaman Modal Asing Langsung mencatat rekor tertinggi yakni 224,2 miliar pada 2021.
Hal tersebut didorong dengan tumbuhnya peluang yang berkembang di sektor manufaktur dan jasa.
"Tentu dengan besarnya FDI asean ini kita ingin menarik ke Indonesia," kata dia dalam acara UOB Gateway to ASEAN Conference 2023, Selasa (11/10/2023).
Baca juga: Rupiah Tembus Rp 15.700 Per Dollar AS, Menko Airlangga Minta Masyarakat Tak Panik
Ia menargetkan, sekurang-kurangnya 40 persen dari investasi tersebut diharapkan dapat masuk ke Indonesia.
Hal tersebut lantaran, Indonesia memiliki sekitar 40 persen dari total perekonomian di ASEAN.
"Kalau 40 persen, berarti kita tariknya 80 billion harus bisa kita serap," imbuh dia.
Selain itu, indikator lain tumbuhnya prospek perekonomian ASEAN adalah nilai total perdagangan barang dagangan di kawasan ASEAN mencapai tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya yaitu 3,8 triliun dollar AS pada 2022.
Baca juga: Hilirisasi Jadi Kunci Perkuat Daya Saing RI di Pasar Global
Jumlah tersebut meningkat 14,9 persen secara tahunan dari 3,3 triliun dollar AS pada 2021.
Lebih lanjut Airlangga menuturkan, Indonesia juga menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan inklusif disertai dengan tingkat inflasi yang relatif rendah dan terkendali.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II tahun 2023 tumbuh 5,17 persen secara tahunan (yoy) atau 5,11 persen pada semester I.
Inflasi juga dinilai terkendali sesuai target 3±1 persen dan pada September lalu mencapai 2,28 persen.
Baca juga: Menperin Targetkan Nol Emisi Karbon di Sektor Industri 2050
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.