Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri Teten Tantang eFishery "Main" Akuakultur di Tingkat ASEAN

Kompas.com - 12/10/2023, 07:10 WIB
Reni Susanti,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi


BANDUNG, KOMPAS.com - Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki menantang eFishery untuk bermain teknologi akuakultur atau budidaya permainan di tingkat ASEAN.

"Saya tawarkan eFishery jangan main di nasional saja, kita masuk ke ASEAN. Kita bisa jadi pemain dunia untuk udang," ujar Teten dalam 10th AnniFihery di Bandung, Rabu (11/10/2023).

Teten mengajak eFishery jalan-jalan ke lampung dan melihat tambah udang terbesar di dunia. Luasnya 18.000 hektar. Kepemilikan lahan di sana punya petambak yang dikelola 5 koperasi.

"Ayo kita garap sama-sama," ajak Teten.

Baca juga: Airlangga Bidik 40 Persen Penanaman Modal Asing di ASEAN Masuk ke Indonesia

Gibran Huzaifah, CEO & Co-Founder eFishery menjawab tantangan tersebut. Pihaknya sudah masuk ke market internasional.

"Kita masuk Indonesia, India. Kita lagi explore market Vietnam, Filipina, dan Thailand. Untuk hasil panennya Singapura dan Malaysia sudah masuk," tutur Gibran.

Selain Indonesia, sambung Gibran, eFishery memang fokus ke India dibanding negara lainnya karena marketnya besar.

Gibran mengungkapkan, sejak 2013, eksistensi eFishery telah mendisrupsi metode budidaya ikan dan udang tradisional.

Caranya dengan menyediakan solusi terintegrasi dalam ekosistem akuakultur dengan menawarkan platform end-to-end terhadap akses ketersediaan pakan, pendanaan, dan pasar untuk pembudidaya ikan dan udang melalui inovasi berbasis teknologi.

Saat ini, eFishery tumbuh bersama 200.000 pembudidaya ikan dan petambak udang di 280 kota dan kabupaten di Indonesia.

"Dalam perjalanan, kami memfasilitasi Rp 8 triliun total transaksi penjualan ikan dan udang, serta Rp 4 triliun total transaksi penjualan pakan ikan dan udang," beber Gibran.

Baca juga: Dongkrak Performa Ekspor UMKM di Kancah ASEAN

Total dana yang telah disalurkan hingga kini sebesar Rp 1,07 triliun untuk 24.000 pembudidaya ikan dan petambak udang di seluruh Indonesia.

“Ketika pertama kali eFishery hadir di Indonesia, industri akuakultur masih merupakan industri yang belum banyak dilirik orang, sementara potensi dan pasarnya masih sangat menjanjikan bila dimanfaatkan dengan baik," ucap dia.

Berbagai teknologi telah diluncurkan. Seperti produk pertamanya, eFeeder. Alat pemberi pakan ikan otomatis ini mempercepat siklus panen hingga 74 hari dan meningkatkan efisiensi pakan 30 persen.

Di sisi lain, realisasi program Kabayan meningkat 2,5 kali tiap tahunnya, yang memungkinkan pembudidaya bisa mendapat akses ke dukungan finansial sampai dengan Rp 45 juta per orang.

Hasil riset Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia pada 2022 juga menemukan, ekosistem eFishery berkontribusi Rp 3,4 triliun atau setara 1,55 persen terhadap PDB sektor akuakultur Indonesia.

Baca juga: Pertamina International Shipping Perkuat Pangsa Pasar di ASEAN

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Whats New
Transformasi Digital, BRI BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Whats New
Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Whats New
Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Whats New
BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Whats New
Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Whats New
Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Whats New
Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Whats New
Harga Tiket Kereta Api 'Go Show' Naik Mulai 1 Mei

Harga Tiket Kereta Api "Go Show" Naik Mulai 1 Mei

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com