Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hindari Perang Harga, Asuransi Perlu Bangun Ekosistem dan Inovasi

Kompas.com - 11/10/2023, 21:12 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG Tbk (Sinarmas MSIG Life) menjelaskan perusahaan asuransi perlu terus berinovasi dan membangun ekosistem.

CEO sekaligus President Director Sinarmas MSIG Life Wianto Chen menjelaskan, perusahaan asuransi terdiri dari perusahaan yang besar dan kecil.

Adapun persaingan bisnis tidak akan berjalan seimbang kalau hanya mengedepankan masalah harga.

"Tidak bisa, harus di luar itu, melalui service dan inovasi. Makanya kami terus berinovasi," kata dia dalam acara Peluncuran aplikasi kesehatan MyFit+, Rabu (11/10/2023).

Baca juga: Cara Menghitung Uang Pertanggungan Asuransi Jiwa yang Ideal

Tanpa adanya inovasi, masyarakat hanya akan melihat perusahaan asuransi sebatas dari penawaran harga premi.

Namun demikian, saat ini calon konsumen telah melihat perusahaan asuransi tidak sebatas harga, melainkan manfaatnya.

Sebagai contoh, Sinarmas MSIG Life baru saja meluncurkan aplikasi kesehatan MyFit+. Aplikasi ini memungkinkan pengguna memantau aktivitas harian dan kondisi usia biologis.

Wianto memaparkan, aplikasi ini dapat dimanfaatkan nasabah untuk mengurangi beban biaya asuransi atau premi dan klaim.

"Sehingga ujung-ujungnya mengurangi harga (premi) dan di belakang itu reasurani. Kalau orang lebih sehat kan harga lebih murah," jelas dia.

Dengan begitu, ia menjelaskan, semua layanan yang disediakan perusahaan asuransi diharapkan membentuk sebuah ekosistem yang berkesinambungan.

Dalam kesempatan yang sama Head of Customer and Marketing Sinarmas MSIG Life Lukman Auliadi menjelaskan, ketika orang lebih sehat perusahaan dapat memberikan premi yang semakin murah atau hadiah dalam bentuk lain.

"Kita mau tahu pemegang polis yang aktif di aplikasi, lalu kita bisa tahu kemungkinan dia risikonya berkurang, kami akan berikan program khusus," kata dia.

Baca juga: Calon Pemegang Polis Harus Tahu Besaran Santunan Asuransi Jiwa yang Dibutuhkan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com