Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
RILIS BIZ

Potensi Ekspor Vanili Indonesia Kian Menjanjikan, Ini Paparan LPEI

Kompas.com - 18/10/2023, 21:53 WIB
Yakob Arfin Tyas Sasongko,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Indonesia menjadi negara di kawasan Asia Tenggara sebagai salah satu produsen vanili terbesar kedua di dunia setelah Madagaskar.

Kualitas vanili Indonesia yang unggul dengan aroma kuat dan tahan lama, serta permintaan pasar global yang terus meningkat, menjadi potensi besar bagi Indonesia untuk menyalip posisi Madagaskar dalam industri vanili.

Untuk diketahui, tanaman vanili menghasilkan buah yang mengandung senyawa aromatik berharga yang sangat diminati di berbagai industri, terutama makanan dan minuman.

Meski begitu, tahapan budidaya vanili memerlukan waktu yang tak singkat. Setidaknya, dibutuhkan dua hingga empat tahun sebelum tanaman menghasilkan buah yang berbentuk polong, untuk dapat dipanen.

Baca juga: Jalin Kerja Sama, SMI dan LPEI Terbitkan Bank Garansi

Adapun harga vanili di pasar global sangat tinggi. Rerata mencapai 270,40 euro per kg untuk vanili ekstrak dan 175,56 Euro per kg untuk vanili utuh pada 2022.

Tingginya harga vanili membuat komoditas tersebut mendapatkan julukan tanaman "si emas hitam".

Data Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) pada 2020 menunjukkan, Indonesia menyumbang sekitar 30,3 persen dari produksi vanili dunia dengan produksi sekitar 2.306 ton. Sementara, Madagaskar menguasai 39,1 persen atau 2.975 ton produksi dunia.

Meskipun Indonesia adalah salah satu produsen utama vanili, Nusantara masih berada di peringkat ketujuh dalam hal ekspor vanili dunia, dengan kontribusi sekitar 2,63 persen terhadap total ekspor vanili dunia.

Baca juga: Tingkatkan Kapasitas Ekspor, LPEI Resmikan Desa Devisa Bulu Mata di Purworejo

Ada potensi besar untuk meningkatkan ekspor vanili Indonesia. Data dari ITC Export Potential Map menunjukkan potensi peningkatan ekspor Indonesia ke seluruh dunia sebesar 59 juta dollar AS untuk vanili asal Indonesia.

Kepala Divisi Riset dan Pengembangan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), Rini Satriani mengatakan, kekhawatiran terhadap pasokan vanili global muncul karena adanya beberapa faktor.

“Mulai dari kekeringan, angin topan, dan praktik pertanian yang buruk di Madagaskar. Hal ini dapat menjadi peluang bagi vanili Indonesia," ujar Rini dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Rabu (18/10/2023).

Pada 2022, lanjut Rini, lima negara tujuan utama ekspor vanili asal Indonesia adalah AS (64,93 persen), Jerman (8,62 persen), Belanda (7,53 persen), Singapura (2,63 persen), dan Kanada (2,50 persen).

Baca juga: Ingin Sukses Jadi Eksportir Kerajinan? Simak Tips dari LPEI Ini

Sementara itu, terjadi peningkatan permintaan vanili yang signifikan dari sejumlah negara, seperti Prancis, AS, Belgia, Inggris, dan Mauritius.

Rini menjelaskan, ekspor vanili Indonesia saat ini dipengaruhi oleh beberapa variabel, seperti harga vanili Prancis sebagai negara pesaing utama, produk domestik bruto (PDB) per kapita Indonesia, PDB per kapita negara tujuan ekspor, jarak ekonomi, dan nilai tukar.

“Peningkatan harga vanili di Prancis sebesar 10 persen membuat volume ekspor vanili Indonesia meningkat 0,41 persen, ceteris paribus. Kenaikan harga ekspor vanili dari negara pesaing, seperti Prancis, membuat negara-negara pengimpor cenderung memilih ekspor dari negara lain, termasuk Indonesia. Ini menciptakan peluang signifikan bagi Indonesia untuk meningkatkan pangsa pasarnya,” terang Rini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Whats New
Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Whats New
Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Whats New
Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

Whats New
Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Whats New
Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Whats New
Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Whats New
Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Whats New
Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Whats New
9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

Whats New
Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Whats New
OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

Whats New
Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan 'Buyback' Saham

Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan "Buyback" Saham

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com