Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Plt Mentan Minta Peran Penyuluh di 10 Provinsi Diperkuat, Ini Sebabnya

Kompas.com - 19/10/2023, 09:32 WIB
Elsa Catriana,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Plt Menteri Pertanian (Mentan) Arief Prasetyo Adi meminta para penyuluh pertanian di 10 provinsi gerakan nasional (Gernas) penanganan El Nino terus diperkuat.

Menurutnya, peran penyuluh pertanian sangat penting terutama dalam mendukung target produksi Kementan di tahun 2024 yaitu sebesar 35 juta ton.

Adapun kesepuluh provinsi yang dimaksud adalah Sumatra Utara, Sumatra Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan. 

Baca juga: Plt Mentan: 140 Importir Telah Kantongi Izin Impor Bawang Putih

Ilustrasi petani sedang mengaplikasikan pestisida nabati pada tanaman padiShutterstock/Ikhsan Prabowo Hadi Ilustrasi petani sedang mengaplikasikan pestisida nabati pada tanaman padi

Sementara itu, provinsi pendukungnya adalah Lampung, Banten, Kalimantan Selatan, dan Nusa Tenggara Barat.

"Saya akan menemui bapak ibu semua di 10 provinsi yang memang berkonsentrasi pada peningkatan produksi. Saya minta arahan sumber dayanya (penyuluh) ke 10 Provinsi ini," ujar Mentan dalam webinar pembinaan penyuluh pengawalan gernas penanganan El Nino, dalam siaran pers, Kamis (19/10/2023).

Menurut Arief, implementasi satu penyuluh satu desa harus betul-betul dijalankan untuk memudahkan komunikasi dengan kementerian pertanian.

Di sisi lain, Arief meminta agar pemerintah menjemput bola dengan menjadikan penyuluh sebagai Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

Baca juga: Plt Mentan Sebut Ada 140 Importir yang Mendapatkan RIPH dari Kementan

"Jadi satu desa satu penyuluh itu harus benar-benar kita jalankan. Harusnya sudah dari dulu karena kita perlu penyuluh. Kemudian saya juga minta agar mereka dijadikan PPPK namun dengan seleksi yang benar," katanya.

Namun, Arief mengatakan, selain kesiapan penyuluh, juga harus diikuti dengan ketersediaan pupuk.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com