Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Imbal Hasil "Treasury" Dekati 5 Persen, Wall Street Ditutup di Zona Merah

Kompas.com - 20/10/2023, 07:54 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

Sumber CNBC


NEW YORK, KOMPAS.com - Bursa saham AS atau Wall Street berakhir di zona merah pada penutupan perdagangan Kamis (19/10/2023) waktu setempat. Saham-saham merosot pada perdagangan Kamis karena investor mencerna komentar dari Ketua Federal Reserve Jerome Powell, mengenai suku bunga sembari memantau imbal hasil obligasi Treasury AS.

Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 250,91 poin, atau 0,75 persen dan berakhir pada level 33.414,17. Sementara itu, S&P 500 melemah 0,85 persen menjadi 4.278. Nasdaq Komposit juga turun 0,96 persen lebih rendah pada level 13,186.

Dalam Economic Club of New York, Powell mengatakan inflasi masih terlalu tinggi dan kemungkinan pertumbuhan ekonomi akan lebih rendah. Dia juga mencatat bahwa data terbaru menunjukkan kemajuan dalam perlambatan harga. Dia juga mengatakan bahwa kebijakan moneter belum terlalu ketat saat ini.

“Data yang masuk selama beberapa bulan terakhir menunjukkan kemajuan berkelanjutan yang kami targetkan. Lapangan kerja maksimum dan harga stabil,” kata Powell mengutip CNBC.

“Namun, bagaimanapun juga, inflasi masih terlalu tinggi. Data yang baik dalam beberapa bulan hanyalah permulaan dari apa yang diperlukan untuk membangun keyakinan bahwa inflasi bergerak turun secara berkelanjutan menuju tujuan kami,” tambah dia.

Baca juga: Imbal Hasil Treasury AS Melonjak, Wall Street Ditutup Melemah

Di sisi lain, investor tampaknya berpendapat bahwa The Fed kemungkinan akan mempertahankan suku bunganya setidaknya pada pertemuan kebijakan berikutnya. Menurut FedWatch CME Group, pasar memperhitungkan kemungkinan sekitar 97 persen bahwa bank sentral akan mempertahankan suku bunga tidak berubah, naik dari sekitar 93 persen pada hari sebelumnya.

“Namun pelaku pasar masih tidak yakin bagaimana The Fed akan menaikkan suku bunganya dalam jangka panjang,” kata Stephanie Lang, kepala investasi di Homrich Berg.

“Masih ada kebingungan di pasar. The Fed ragu-ragu untuk mengatakan bahwa tugasnya telah selesai, dan saya pikir hal itu akan menyebabkan volatilitas di pasar sampai kita memiliki gambaran yang lebih jelas mengenai kapan tingkat suku bunga akan mencapai puncaknya,” ujar Lang.

Baca juga: Bursa Saham AS Ditutup di Zona Merah Imbas Lonjakan Harga Minyak

 


Meningkatnya imbal hasil obligasi juga membebani pasar. Patokan imbal hasil Treasury AS 10 tahun mencapai level tertinggi 4,99 persen pada hari Kamis, mendekati level 5 persen yang terakhir kali dilewati pada tahun 2007. Setelah pernyataan Powell dirilis, imbal hasil berada di dekat level tertinggi tersebut.

Di tempat lain, para ritel juga menguraikan laporan pendapatan terbaru. Menurut FactSet lebih dari 15 persen perusahaan di S&P 500 telah melaporkan musim pendapatan ini. Dari jumlah tersebut, lebih dari 74 persen telah melampaui ekspektasi Wall Street.

Saham raksasa kendaraan listrik Tesla turun lebih dari 9 persen setelah pendapatan perusahaan meleset dari ekspektasi analis. CEO Tesla Elon Musk juga memperingatkan bahwa Cybertruck perusahaannya tidak akan menghasilkan banyak arus kas positif lebih dari setahun setelah produksi dimulai.

Baca juga: Harga Emas Dunia Tergelincir, Investor Menanti Sinyal Suku Bunga The Fed

Di sisi lain, saham Netflix melonjak 16 persen dan menjadi hari terbaiknya sejak Januari 2021. Kenaikan tersebut terjadi sehari setelah raksasa streaming itu membukukan pendapatan kuartal ketiga yang melampaui perkiraan. Perusahaan mendapat dorongan kinerja dari pertumbuhan iklan.

Selain saham teknologi, AT&T naik lebih dari 6 persen setelah mengalahkan ekspektasi analis untuk kuartal ketiga, sementara perusahaan investasi Blackstone turun hampir 8 persen karena laporan yang lebih lemah dari perkiraan.

Tiga indeks utama juga diperkirakan akan berakhir lebih rendah pekan ini. Nasdaq tergelincir 1,7 persen pada minggu ini, sedangkan S&P 500 dan Dow berada turun masing-masing 1,2 persen dan 0,8 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Mengenal Mata Uang Kanada, Salah Satu yang Paling Stabil di Dunia

Mengenal Mata Uang Kanada, Salah Satu yang Paling Stabil di Dunia

Whats New
Inggris Dukung dan Berbagi Pengalaman untuk Keanggotaan Indonesia di CPTPP

Inggris Dukung dan Berbagi Pengalaman untuk Keanggotaan Indonesia di CPTPP

Whats New
Menaker: Serikat Pekerja Nuntut Kenaikan Upah, Kami Tuntut Kenaikan Kompetensi

Menaker: Serikat Pekerja Nuntut Kenaikan Upah, Kami Tuntut Kenaikan Kompetensi

Whats New
Bea Cukai, Dulu Tenar Jadi Sarang Pungli, Sempat Dibekukan Soeharto

Bea Cukai, Dulu Tenar Jadi Sarang Pungli, Sempat Dibekukan Soeharto

Whats New
Emiten GPS PT Sumber Makmur Sasar Pasar Pembayaran Tol Tanpa Setop MLFF di RI

Emiten GPS PT Sumber Makmur Sasar Pasar Pembayaran Tol Tanpa Setop MLFF di RI

Whats New
Ini Alasan Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Ini Alasan Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Mata Uang Denmark, Pakai Euro atau Krone?

Mata Uang Denmark, Pakai Euro atau Krone?

Whats New
Menaker: Kami Tolak Upah Murah dan PHK Sepihak

Menaker: Kami Tolak Upah Murah dan PHK Sepihak

Whats New
Walau Pendapatan Turun, PT Timah Bukukan Kenaikan Laba Per Kuartal I 2024

Walau Pendapatan Turun, PT Timah Bukukan Kenaikan Laba Per Kuartal I 2024

Whats New
OJK Cabut Izin Usaha PT BPR Dananta Kabupaten Kudus

OJK Cabut Izin Usaha PT BPR Dananta Kabupaten Kudus

Whats New
Di Perda Klungkung, Justru Bukan Warung Madura yang Dilarang Buka 24 Jam, tapi Ritel Modern

Di Perda Klungkung, Justru Bukan Warung Madura yang Dilarang Buka 24 Jam, tapi Ritel Modern

Whats New
Harga BBM Vivo dan BP Kompak Naik Per 1 Mei 2024, Cek Rinciannya!

Harga BBM Vivo dan BP Kompak Naik Per 1 Mei 2024, Cek Rinciannya!

Whats New
Gerakan Serikat Buruh Minta Prabowo Cabut UU Cipta Kerja, Ini Alasannya

Gerakan Serikat Buruh Minta Prabowo Cabut UU Cipta Kerja, Ini Alasannya

Whats New
Emiten Menara Telko Tower Bersama Catatkan Pendapatan Rp 1,7 Triliun Per Kuartal I 2024

Emiten Menara Telko Tower Bersama Catatkan Pendapatan Rp 1,7 Triliun Per Kuartal I 2024

Whats New
Kinerja 2023 'Kinclong', Emiten TI ATIC Sasar Pasar Baru Konsultasi Cloud pada 2024

Kinerja 2023 "Kinclong", Emiten TI ATIC Sasar Pasar Baru Konsultasi Cloud pada 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com