Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kementan Buka-bukaan soal Batalnya 10 Kontrak Alsintan Buntut Dugaan Korupsi Syahrul Yasin Limpo

Kompas.com - 22/10/2023, 12:10 WIB
Elsa Catriana,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Jenderal (Dirjen) Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian (Kementan) Ali Jamil mengungkap pembatalan kontrak Alat dan Mesin Pertanian alias Alsintan menyusul adanya kasus korupsi yang menyeret Mantan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL).

Ali Jamil menceritakan kontrak itu dibatalkan tepatnya pada 6 Oktober 2023 lalu persis ketika Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo ditunjuk sebagai Plt Menteri Pertanian.

Siang harinya, Arief langsung menugaskan semua eselon 1 Kementan untuk membatalkan 10 kontrak Alsintan agar dikaji ulang.

"Sesuai dengan arahan beliau terkait kegiatan beberala kontrak kita yang saat per tanggal 6 itu ada yang ditandatangani oleh direktur kita waktu itu. Nah begitu arahan beliau, siangnya langsung kita kumpul dan arahan beliau langsung, kontrak kita evaluasi dan minta dibatalkan," ujar Ali Jamil kepada Kompas.com saat dijumpai di Luwangsa Jakarta, Jumat (20/10/2023).

Baca juga: Mentan Terseret Isu Dugaan Korupsi, Bapanas: Waktu Kita Sekarang untuk Hand in Hand...

Sayangnya dari 10 kontrak Alsintan yang dibatalkan itu, Ali Jamil belum bisa menyebutkan dengan rinci nama-nama kontrak tersebut. Hanya saja dari 10 kontrak itu di antaranya ada kontrak untuk Alsintan traktor roda dua, alat berat, dan kultivator.

"Ada 10 kontrak dibatalkan dan mudah-mudahan ke depan setelah melalui review Inspektorat Kementerian Pertanian mudah-mudahan bisa kita jalankan lagi untuk mengejar program kita ini supaya bisa segera sampai ke masyarakat tau pengguna di petani kita," ungkapnya.

Lebih lanjut Ali Jamal mengatakan, sejak ditunjuknya Plt Mentan Arief Prasetyo, seluruh program kerja di Kementerian Pertanian semakin dipercepat mengingat kemarau panjang El Nino sudah mulai berangsur yang dikhawatirkan bisa membuat produksi pangan semakin terpengaruh.

Baca juga: KPK Sebut Ada Mark Up Anggaran di Kementan, Plt Mentan Janji Akan Hitung Ulang

Bahkan, Plt Mentan sendiri menugaskan kepada jajarannya untuk bisa meningkatkan jumlah produksi beras sebanyak 35 juta ton di tahun depan.

"Dengan arahan pak Plt Menteri, kita rasakan sekarang larinya seperti apa, ini kita lari kencang ini dengan kegiatan-kegiatan kita karena apalagi sekarang dengan arahan Pak Plt Mentan ini kita ditargetkan Kementan untuk dapat produksi 35 juta ton beras tentu kita rapatkan diskusikan seperti apa," katanya.

Untuk bisa mendorong target tersebut, Kementan sendiri sudah bekerjasama dengan PUPR dalam hal memperluas irigasi. Kemudian dari sisi Sarana Pertanian, pihaknya tengah menyiapkan asuransi pertanian yang bisa digunakan petani mendapat ganti ganti rugi jika gagal panen.

"Asuransi pertanian kami juga dengan Dirut Jasindo sudah ketemu 2 hari yang lalu untuk menggerakkan, menghitung semua asuransi yang dibtuhkan, asuransi tanaman padi kita dan juga termasuk asuransi ternak sapi dan kerbau," kata Ali.

"Artinya setiap hari kita beri laporan pada Pak Nentri untuk terkait dengan percepatan-percepatan kegiatan kita di lapangan. Semua bergerak," pungkasnya.

Baca juga: Ditunjuk Jadi Plt Mentan, Kepala Bapanas Fokus Genjot Produksi Pangan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kinerjanya Banyak Dikeluhkan di Medsos, Berapa Gaji PNS Bea Cukai?

Kinerjanya Banyak Dikeluhkan di Medsos, Berapa Gaji PNS Bea Cukai?

Work Smart
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com