Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gandeng Perpadi Genjot Produksi Beras 35 Juta Ton, Plt Mentan: Supaya Tidak Impor Lagi

Kompas.com - 24/10/2023, 07:41 WIB
Elsa Catriana,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pertanian menggandeng Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) untuk menggenjot produksi beras guna mencapai target 35 juta ton beras tahun 2024.

Plt Menteri Pertanian (Mentan) Arief Prasetyo Adi mengungkapkan, dengan upaya itu diharapkan ketersediaan beras di masyarakat aman dengan harga stabil.

"Pada Rakernas Perpadi ini, kami berterimakasih dapat bertemu dengan para penggiling padi seluruh Indonesia. Kami hadir mendengarkan apa yang bisa kami bantu melayani penggilling padi, termasuk bagaimana saudara-saudara penggiling padi bekerjasama dengan petani. Karena tahun depan saya meminta Dirjen Kementerian Pertanian mempersiapkan padi 35 juta ton setara beras. Ini supaya kita tidak impor lagi beras," ujar Arief saat memberikan arahan pada Rapat Kerja Nasional Perpadi 2023 di Solo, dikutip Kompas.com lewat siaran persnya, Selasa (24/10/2023).

Baca juga: Bapanas Minta Perum Bulog Segera Lepas 200.000 Ton Cadangan Beras untuk Penggilingan Padi

Arief menuturkan, sesuai arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menjamin stok beras di akhir tahun 2023 ini pemerintah menyalurkan bantuan pangan 640.000 ton. Bantuan beras ini untuk disalurkan kepada 21,3 juta keluarga penerima manfaat (KPM).

"Dan untuk penggilingan padi, disiapkan 200.000 ton beras dengan harga nantinya akan didiskusikan bersama untuk secepatnya didistribusikan kepada masyarakat," ujarnya.

Arief mengungkapkan untuk mencapai target produksi beras 35 juta ton tahun 2024, Kementan bersama dinas pertanian seluruh Indonesia harus memastikan berjalan suksesnya Musim Tanam (MT) I 2023/2024 yang berlangsung mulai November 2023 sampai Maret 2024.

Karena itu, hal penting yang harus dijamin adalah ketersediaan benih, pupuk, saluran irigasi, penanggulangan hama dan penyuluh pertanian ada bersama petani.

"Kementerian Pertanian harus menjadi kementerian bermartabat dan meningkatkan kesejahteraan petani dan produktivitas serta zero tolerance for integrity. Yang terpenting untuk mencapai target produksi beras ini dengan membangun ekosistem pangan, yaitu head to head kementerian atau lembaga terkait, mendetailkan satu per satu teknis ada kementerian teknis," katanya.

"Kemudian pasca panennya ada penggiling padi, sehingga kita sama-sama dari on farm dan off farmnya dapat meningkatkan produksi," sambung Arief.

Untuk informasi, berdasarkan KSA BPS luas panen padi tahun 2023 diperkirakan 10,20 juta hektar dengan produksi 53,63 juta ton GKG atau setara 30,90 juta ton beras, sedangkan konsumsi 30,62 juta ton alias surplus 0,28 juta ton beras.


Baca juga: Bos Bulog: Sulsel Jadi Lumbung Padi tapi Kemasukan Beras Impor

Oleh karena itu, Arief mengatakan, agar Indonesia tidak melakukan importasi beras di tahun 2024, maka produksi beras nasional ditargetkan 35 juta ton.

"Cara untuk mewujudkan ini adalah menaikkan produktivitas padi, dari 5,2 ton per hektar menjadi 5,4 atau 5,5 bahkan 5,7 juta ton per hektar," kata Arief.

Lebih lanjut Arief mengatakan, langkah lain untuk mengejar target produksi beras 35 juta ton tersebut yakni menyiapkan asuransi pertanian bagi petani dan pelaku usaha pertanian, mendetailkan optimalisasi alat mesin pertanian dan mendetailkan 26.000 outlet pupuk milik Pupuk Indonesia di seluruh Indonesia agar terisi pupuk bersubsidi dan komersil.

Kemudian, memastikan kesiapan kepala daerah untuk mengeksekusi permasalahan di lapangan dan memberikan reward bagi dinas pertanian provinsi/kabupaten yang sukses menaikan produksi.

"Kami juga di Kementerian Pertanian menerapkan penanggung jawab wilayah sehingga permasalahan lapangan dan petani dalam budidaya padi cepat tertangani. Oleh karena itu, langkah penting dilakukan juga adalah optimalisasi peran penyuluh," jelasnya.

Baca juga: Penjelasan Bos Bulog soal Rencana Impor Beras dari China

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com