Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Moh. Suaib Mappasila
Staf Ahli Komisi III DPR RI / Konsultan

Sekjen IKAFE (Ikatan Alumni Fak. Ekonomi dan Bisnis) Universitas Hasanuddin. Pemerhati masalah ekonomi, sosial dan hukum.

Menanti Gebrakan Amran Sulaiman

Kompas.com - 28/10/2023, 07:37 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

AMRAN Sulaiman dilantik menjadi Menteri Pertanian pada 25 Oktober 2023. Pelantikan ini dilakukan oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta.

Amran Sulaiman menggantikan Syahrul Yasin Limpo yang mengundurkan diri karena kasus dugaan korupsi.

Amran Sulaiman bukanlah wajah baru bagi Kementerian Pertanian. Ia pernah menjabat sebagai Menteri Pertanian pada periode pertama pemerintahan Joko Widodo, yaitu 2014 hingga 2019.

Selama menjabat, Amran Sulaiman dinilai berhasil meningkatkan produksi pertanian Indonesia.

Dalam pelantikannya, Amran Sulaiman menyampaikan akan fokus pada tiga hal utama, yaitu: peningkatan produksi pertanian, peningkatan kesejahteraan petani, dan ketahanan pangan nasional.

Selain itu, dia akan menyelesaikan masalah kelangkaan pupuk yang saat ini tengah melanda petani Indonesia.

Kita tentu menyambut baik dan optimistis rencana kerja yang disampaikan oleh Amran Sulaiman. Ketiga fokus utama yang beliau sampaikan, memang dibutuhkan negara saat ini.

Indonesia sedang menghadapi berbagai tantangan terkait masalah pangan di tengah krisis pangan dunia. Tantangan-tantangan tersebut antara lain:

Pertama, kenaikan harga pangan sebagai salah satu dampak dari krisis pangan dunia. Hal ini disebabkan berbagai faktor, seperti perang di Ukraina, perubahan iklim, dan gangguan rantai pasok.

Kenaikan harga pangan akan berdampak pada daya beli masyarakat, terutama masyarakat miskin.

Kedua, krisis pangan dunia berdampak pada berkurangnya pasokan pangan global. Masalahnya, hingga saat ini kita masih menjadi salah satu negara yang cukup bergantung pada impor, atau pasokan luar negeri.

Terganggunya rantai pasok akan berdampak cukup serius pada kesiapan pasokan dalam negeri.

Ketiga, perubahan iklim juga menjadi salah satu tantangan terkait masalah pangan di Indonesia. Perubahan iklim dapat menyebabkan berbagai dampak negatif terhadap sektor pertanian, seperti kekeringan, banjir, dan hama penyakit.

Dampak-dampak ini dapat mengurangi produktivitas pertanian dan ketersediaan pangan.

Tantangan Internal

Persoalannya, tantangan-tantangan yang sudah tersebut di atas dihadapkan pada masalah kebutuhan pangan masyarakat Indonesia yang terus meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk dan peningkatan konsumsi pangan per kapita.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), kebutuhan pangan Indonesia pada 2022 mencapai 30,2 juta ton. Jumlah ini meningkat 0,5 persen dibandingkan pada 2021 sebanyak 30,04 juta ton.

Peningkatan kebutuhan pangan Indonesia disebabkan beberapa faktor, antara lain: pertumbuhan penduduk (pada 2022, populasi Indonesia mencapai 273,88 juta jiwa); peningkatan konsumsi pangan per kapita karena ada peningkatan pendapatan masyarakat, perubahan pola konsumsi, dan peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi.

Faktor lain perubahan gaya hidup masyarakat modern yang cenderung mengonsumsi makanan yang lebih beragam dan bervariasi.

Selain masalah kebutuhan pangan yang terus meningkat di dalam negeri, ada satu masalah internal yang akan menjadi tantangan bagi Amran Sulaiman untuk mewujudkan rencana kerjanya, yaitu masalah pemberantasan korupsi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com