Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Layanan LRT Jabodebek Tak Optimal, Tarif Bakal Turun? Ini Kata Kemenhub

Kompas.com - 31/10/2023, 07:40 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) belum berencana akan menurunkan tarif tiket LRT Jabodebek meskipun saat ini pelayanannya belum optimal lantaran sebagian besar armada tengah menjalani perawatan.

Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub Risal Wasal mengatakan, ketimbang menurunkan tarif tiket, justru saat ini lebih baik fokus memperbaiki layanan LRT Jabodebek.

Salah satunya dengan mengevaluasi permasalahan yang ada, seperti roda kereta yang mengalami keausan. Kemudian masalah tersebut dicari solusinya supaya bisa segera terselesaikan.

Baca juga: Kemenhub Masih Putar Otak untuk Percepat Proses Perawatan LRT Jabodebek

"Jangan buru-buru (tarif diturunkan), ini dalam rangka keselamatan. Jangan sampai ada masalah baru ada musibah, enggak. Kita mencegah dan perbaiki dari temuan yang ada," ujar Risal saat ditemui di Stasiun LRT Jakarta Velodrome, Jakarta, Senin (30/10/2023).

Oleh karenanya, untuk saat ini dia tetap berpegang pada skema tarif tiket LRT Jabodebek yang sudah ditetapkan.

Adapun saat ini tarif LRT Jabodebek masih menggunakan tarif promo, yaitu Rp 3.000 untuk kilometer pertama dan tarif maksimal sebesar Rp 20.000 yang berlaku untuk hari kerja.

Sementara untuk akhir pekan dan hari libur nasional, tarif LRT Jabodebek yang berlaku sebesar Rp 3.000 untuk kilometer pertama dan tarif maksimal sebesar Rp 10.000.

Sementara skema tarif normal LRT Jabodebek yang ditetapkan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 67 Tahun 2023 tentang Tarif Angkutan Orang dengan Kereta Api Ringan Terintegrasi di Wilayah Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi untuk Melaksanakan Kewajiban Pelayanan Publik.

Berdasarkan regulasi ini, tarif dasar LRT Jabodebek ditetapkan mulai Rp 5.000 untuk 1 Km pertama, dan mengalami penambahan sebesar Rp 700 per Km selanjutnya.

Seperti diketahui saat ini LRT Jabodebek hanya mengoperasikan 9 rangkaian kereta (trainset) dari yang seharusnya 16 trainset, lantaran 18 trainset perlu dilakukan perawatan bubut roda.

Baca juga: Imbas Roda Aus, Headway LRT Jabodebek Sampai 40 Menit, Pengamat: Minat Penumpang Bisa Turun


Hal ini menyebabkan operasional seperti frekuensi perjalanan menjadi berkurang dari 234 perjalanan jadi 131 perjalanan dan jarak kedatangan antarkereta (headway) menjadi semakin lama yakni mencapai 1 jam dari sebelumnya sekitar 30 menit.

Ketua Forum Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat Aditya Dwi Laksana mengatakan, kendala operasional ini dapat mengganggu perjalanan para penumpang sehingga dikhawatirkan animo masyarakat yang mulai tinggi terhadap LRT Jabodebek menjadi berkurang.

Menurut dia, seharusnya saat ini operator justru menambah frekuensi perjalanan sehingga headway menjadi lebih rapat dan jadwal keberangkatan kereta bertambah.

"Perjalanan mestinya ditambah tetapi malahan armada yang dioperasikan berkurang signifikan. Ini membuat kenyamanan pengguna terganggu dan menjadikan minat masyarakat menggunakan LRT akan menurun padahal animo masyarakat sudah mulai terbentuk," ujarnya kepada Kompas.com, Kamis (26/10/2023).

Baca juga: Simak Jadwal LRT Jabodebek Terbaru, Usai Pengurangan Perjalanan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com