Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IHSG dan Rupiah Awal Sesi Melemah

Kompas.com - 07/11/2023, 09:22 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada awal perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Selasa (7/11/2023). Demikian juga dengan mata uang garuda yang melemah pada perdagangan pasar spot.

Melansir data RTI, pukul 9.05 WIB, IHSG berada pada level 6.857,54 atau turun 0,31 persen (21,2 poin) dibanding penutupan sebelumnya pada level 6.878,83.

Sebanyak 203 saham melaju di zona hijau dan 145 saham di zona merah. Sedangkan 225 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 490,7 miliar dengan volume 1,3 miliar saham.

Baca juga: IHSG Bakal Lanjutkan Penguatan? Simak Analisis dan Rekomendasi Saham Hari Ini

Pasar saham Asia pagi ini berada di teritori negatif. Strait Times turun 0,25 persen (7,9 poin) pada level Rp 3.172,57, Hang Seng Hong Kong terkoreksi 0,95 persen (171,23 poin) pada posisi 17.795,35, Shanghai Komposit pada posisi 3.045,49 atau melemah 0,42 persen (12,9 poin), dan Nikkei turun 0,79 persen (259 poin) pada level 32.449,5.

Rupiah

Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini melemah. Melansir data Bloomberg, pukul 09.04 WIB rupiah berada pada level Rp 15.572 per dollar AS, atau turun 32 poin (0,21 persen) dibanding penutupan sebelumnya di level Rp 15.540 per dollar AS.

Pengamat pasar keuangan Ariston Tjendra mengatakan, pelemahan rupiah disebabkan oleh reaksi short-covering pasar setelah penguatan besar yang terjadi sejak pengumuman rapat the Fed sembari menunggu petunjuk baru mengenai kebijakan moneter AS ke depan melalui data ekonomi AS ataupun komentar-komentar petinggi the Fed.

“Rupiah bisa bergerak melemah hari ini terhadap dollar AS mengikuti pelemahan nilai tukar lainnya terhadap dollar AS pagi ini. Potensi pelemahan ke arah Rp 15.600 per dollar AS, dengan potensi support di sekitar Rp 15.500 per dollar AS,” kata Ariston kepada Kompas.com.

Dia mengatakan, hari ini data neraca perdagangan China bulan Oktober bisa menjadi mover. Perekonomian China yang merupakan negara dengan perekonomian terbesar kedua menjadi indikator pasar soal pelambatan ekonomi. Bila data menunjukkan penurunan ekspor atau impor yang dalam, pasar bisa bereaksi negatif mengenai aset berisiko sehingga bisa mendorong penguatan dollar AS lagi.

Dari dalam negri, data PDB kuartal III-2023 yang di bawah ekspektasi pasar mungkin bisa turut menjadi faktor penekan rupiah. Selain itu, data cadangan devisa yang merupakan suplai dollar AS dalam negri, yang akan dirilis pagi ini juga bisa menjadi mover rupiah. Penurunan cadev yang dalam bisa memberikan tekanan ke rupiah.

Baca juga: IHSG Ditutup Melonjak 1,3 Persen, Rupiah Menguat

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com