Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kian Menyusut, Harga Minyak Mentah Dunia Anjlok Lebih dari 2 Persen

Kompas.com - 09/11/2023, 08:44 WIB
Yohana Artha Uly,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

NEW YORK, KOMPAS.com - Harga minyak mentah dunia kian menyusut dengan anjlok lebih dari 2 persen ke level terendah sejak pertengahan Juli pada akhir perdagangan Rabu (8/11/2023) waktu setempat atau Kamis (9/11/2023) pagi WIB.

Pelemahan harga minyak mentah dipicu meningkatnya kekhawatiran terhadap prospek permintaan energi di tengah kondisi pasokan minyak mentah yang meningkat.

Mengutip CNBC, harga minyak mentah Brent anjlok 2,54 persen atau 2,07 dollar AS ke level 79,54 dollar AS per barrel. Sementara minyak mentah Intermediate West Texas Intermediate (WTI) AS turun 2,64 persen atau 2,04 dollar AS ke 75,33 dollar AS per barrel.

Harga minyak mentah Brent dan WTI itu melanjutkan pelemahan dari hari sebelumnya yang sudah anjlok lebih dari 4 persen. Kini kedua tolok ukur harga minyak dunia tersebut berada di level terendah sejak pertengahan Juli 2023.

"Pasar kurang khawatir terhadap potensi gangguan pasokan di Timur Tengah dan malah fokus pada keseimbangan (antara pasokan dan permintaan) yang melonggar," ujar Analis ING, Warren Patterson dan Ewa Manthey dalam sebuah catatan.

Baca juga: Harga Minyak Dunia Terjun Bebas ke Level Terendah sejak Juli 2023

Dari sisi permintaan, data impor minyak mentah China pada Oktober 2023 memang menunjukkan pertumbuhan yang kuat baik secara tahunan maupun bulanan, namun dari sisi ekspor barang dan jasa, China mengalami kontraksi lebih cepat dari perkiraan.

"Data tersebut menandakan berlanjutnya penurunan prospek ekonomi China yang didorong oleh memburuknya permintaan di negara tujuan ekspor terbesar negara itu yakni Barat," kata Analis City Index, Fiona Cincotta.

Ekspektasi penurunan pengolahan minyak mentah oleh perusahaan penyulingan yang berbasis di China antara bulan November dan Desember, juga dapat membatasi permintaan minyak mentah oleh negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia tersebut, dan memperburuk penurunan harga.

Sementara dari sisi pasokan, stok minyak mentah Amerika Serikat (AS) naik hampir 12 juta barrel pada pekan lalu, berdasarkan data dari American Petroleum Institute, menurut sumber di pasar minyak. Kondisi peningkatan pasokan ini membebani pasar minyak.

Baca juga: Harga Minyak Dunia Bisa Sentuh Rekor Tertinggi jika...


Angka tersebut akan menjadi peningkatan terbesar sejak Februari 2023, jika dibandingkan dengan data pemerintah.

Badan Informasi Energi AS (EIA) sendiri telah menunda rilis data persediaan minyak mingguannya, dari biasanya rilis pada hari Rabu yang jatuh di 8 November 2023 menjadi bergeser ke Rabu pekan depan 15 November 2023 karena ada pembaruan sistem.

Meski begitu, EIA menyebut, peningkatan produksi minyak mentah AS tahun akan sedikit lebih rendah dari perkiraan sebelumnya.

Di sisi lain, EIA memperkirakan total konsumsi minyak mentah AS akan turun 300.000 barrel per hari pada tahun ini, membalikkan proyeksi sebelumnya yang memperkirakan kenaikan konsumsi sebesar 100.000 barrel per hari.

"Penurunan harga yang kita lihat mencerminkan dua hal, kekhawatiran terhadap perekonomian global yang mengalami hambatan berdasarkan data dari China, dan juga rasa percaya diri bahwa perang di Israel dan Jalur Gaza tidak akan berdampak pada pasokan," kata Phil Flynn, Analis Price Futures Group.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com