Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kementan Fasilitasi Mantan Narapidana Garap Produksi Beras

Kompas.com - 15/11/2023, 18:00 WIB
Elsa Catriana,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT)  bekerja sama dengan Kementerian Pertanian untuk memfasilitasi mantan narapidana menggarap produksi pangan mulai dari beras hingga produk hortikultura. 

Kepala BNPT Rycko Amelza Dahniel mengatakan, kerja sama ini seturut dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk memberikan kesempatan kepada mantan narapidana mendapatkan penghidupan yang layak dengan memberikan pekerjaan, berusaha, hingga keterampilan bercocok tanam seperti petani. 

Di sisi lain, Rycko mengatakan, pihaknya ingin ikut serta dalam program swasembada beras yang menjadi target Kementerian Pertanian sendiri. 

“Hal ini sesuai target Bapak Menteri agar Indonesia bisa kembali swasembada beras. Dan kami ingin ikut dalam program itu di samping akan membangun proses swasembada itu juga akan diberikan peningkatan kehidupan kepada para narapidana," kata Rycko kepada media saat ditemui di Kantor Kementan Jakarta, Rabu (15/11/2023).

Baca juga: Kurangi Impor Jagung, Kementan Manfaatkan 175.000 Hektar Lahan Sawit untuk Tanam Jagung

Rycko mengatakan, untuk tahap pertama mantan narapidana nanti masih akan berfokus untuk menanam beras yang kemudian nantinya akan dilanjutkan menanam cabai hingga produk sayuran lainnya. Hal itu lantaran Indonesia sedang menggenjot-genjotnya produksi beras dalam negeri. 

Sementara ihwal skema penugasannya, akan dilakukan menggunakan skema Hari Orang Kerja alias HOK. 

“Skema harian itu ada namanya HOK (hari orang kerja), ini ada mekanisme kerja dalam programnya seperti itu sambil menunggu hasil panen apa yang bisa dimakan oleh mereka hariannya," jelas dia. 

Baca juga: Komisi IV DPR Setujui Tambahan Anggaran Kementan Rp 5,83 Triliun

Sementara itu, Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengungkapkan, program ini merupakan sebuah solusi permanen untuk para mantan narapidana, sekaligus mewujudkan program satu juta hektar per tahun menuju Indonesia swasembada beras.

"Kita memberikan solusi permanen untuk saudara-saudara kita mantan narapidana. Ini jumlahnya kecil, gak banyak, penduduk kita kan 277 juta orang. Ini kita beri solusi permanen, adalah kita mencari lahan," kata Amran.

Kementan sendiri akan mempersiapkan mulai dari lahan, teknologi alat dan mesin pertanian alias Alsintan, pendampingan, ahli, bibit secara gratis. 

Baca juga: Langkah Kementan untuk Capai Target Swasembada Gula Konsumsi pada 2028


Amran menambahkan, dengan menggarap lahan padi nanti hasilnya selain untuk dikonsumsi pribadi juga akan dijual ke pasar. 

“Sudah pasti. Kita jangan membiarkan mereka hanya untuk konsumsi, apalagi kurang, apalagi rugi. Kalau rugi dia tidak akan bertahan. Bagaimana dia bisa konsumsi, bisa memenuhi standar pangan, kemudian bisa menyimpan sedikit deposito untuk pendidikan anaknya. Itu pasti tidak akan bertahan,” katanya. 

"Kata kuncinya adalah jangan biarkan saudara kita ini jalan sendiri, kemudian kita ciptakan lapangan kerja untuk mereka. Kalau mereka berpendapatan lebih sehingga dia produktif dan dia bisa menghidupi anak istrinya dengan baik, InsyaAllah tidak akan berpikir ke sana lagi,” pungkasnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Whats New
IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

Earn Smart
Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com