Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IHSG dan Rupiah Kompak Melemah Pagi Ini 17 November

Kompas.com - 17/11/2023, 09:58 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada awal perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Jumat (17/11/2023). Hal serupa terjadi dengan mata uang garuda yang melemah pada perdagangan pasar spot.

Melansir data RTI, pukul 9.05 WIB, IHSG berada pada level 6.920,83 atau melemah 0,54 persen (38 poin) dibanding penutupan sebelumnya pada level 6.958,14.

Dari data tersebut, terdapat 174 saham yang melaju ke zona hijau dan 154 bergerak di zona merah. Sedangkan, 210 lainnya justru stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 417,53 miliar dengan voume 607,83 juta saham.

Baca juga: Mengekor Bursa Asia, IHSG Bergerak di Zona Merah pada Awal Perdagangan Hari Ini 17 November

Head of Retail Research Analyst BNI Sekuritas Fanny Suherman mengatakan, hari ini IHSG masih berpotensi terkoreksi terbatas.

"Level support IHSG berada di 6880-6940 dan level resist IHSG berada di 7000-7050,” ujar dia dalam analisisnya, Jumat (17/11/2023).

Sementara, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Maximilianus Nico Demus mengungkapkan, IHSG berpotensi menguat terbatas dengan supprot dan resistance di level 6.925-6.975.

"Tingginya volatilitas dan ekspektasi, mungkin akan membuat pasar berbalik arah hari ini," kata dia.

Pasar saham Asia pagi ini berada di teritori negatif. Nikkei melemah 0,03 persen (9,797 poin) pada level 33.433,39, Hang Seng Hong Kong turun 1,76 persen (313,131 poin) pada posisi 17.519,68, Shanghai Komposit pada posisi 3.040,04 atau terkoreksi 0,36 persen (10.890 poin), dan Strait Times turun 0,60 persen (18,890 poin) pada level 3.114,16.

Baca juga: Pemerintah Pastikan Mayoritas Utang Didominasi Rupiah, Ini Sebabnya

Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini melemah. Melansir data Bloomberg, pukul 9.23 WIB rupiah berada pada level Rp 15.516 per dollar AS, atau turun 38 poin (0,25 persen) dibanding penutupan sebelumnya di level Rp 15.515 per dollar AS.

Analis Pasar Uang Ariston Tjendra mengungkapkan, rupiah mungkin menguat terhadap dollar AS hari ini.

Hal itu dapat terjadi setelah data klaim tunjangan pengangguran mingguan AS semalam meninggi melebihi ekspektasi pasar, 231.000 berbanding 221.000.

Baca juga: Stabilisasi Nilai Tukar Rupiah di Tahun Politik

Selain itu data lainnya seperti data aktivitas manufaktur wilayah Philadelphia dan produksi industri AS terbaru mencatat pertumbuhan negatif.

"Data AS yang melemah ini memperbesar ekspektasi soal kemungkinan pemangkasan suku bunga acuan lebih cepat," ujar dia kepada Kompas.com, Jumat (17/11/2023).

Ia menambahkan, pergerakan nilai tukar masih sensitif dengan perubahan data ekonomi AS.

Pasalnya, pelaku pasar mencari kejelasan soal kebijakan suku bunga acuan AS ke depan di tengah ketidakpastian seperti konflik geopolitik dan isu pelambatan ekonomi.

"Ada potensi penguatan berlanjut sampai penutupan hari ini," tutup dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

Whats New
Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Whats New
Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Whats New
Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Whats New
Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Whats New
Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Earn Smart
Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Whats New
Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Whats New
Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Whats New
Pasar Kripto Berpotensi 'Rebound', Simak Prospek Jangka Panjangnya

Pasar Kripto Berpotensi "Rebound", Simak Prospek Jangka Panjangnya

Earn Smart
Asosiasi 'Fintech Lending' Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Asosiasi "Fintech Lending" Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Whats New
Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com