Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Mengatur Keuangan Gen Z Setelah Terima Gaji

Kompas.com - 21/11/2023, 05:30 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Saat ini sebagian generasi Z (Gen Z) atau anak muda yang lahir pada rentang 1997-2012 sudah mulai bekerja dan menerima gaji.

Dalam mengatur keuangan, Gen Z memiliki kecenderungan yang berbeda dibanding generasi sebelumnya.

Perencana keuangan sekaligus Head of Advisory & Investment Operations PINA Rista Zwestika mengatakan, peran orang tua penting agar gen Z memiliki pola pikir benar ketika mengolah gaji yang diterima.

Hal tersebut dapat dimulai dari penganggaran yang paling mudah, misalnya liburan.

"Kasih yang mudah dulu buat mereka, jangan yang seperti persiapan dana pensiun dan dana pernikahan. Mereka (Gen Z) bisa malas, padahal baru lulus kuliah," kata dia dalam Obrolan Newsroom, dikutip dari kanal YouTube Kompas.com, Senin (20/11/2023).

Baca juga: Orangtua Harus Tahu, Ajari Anak Menabung Bisa Jadi Pangkal Perilaku Konsumtif

Pendapatan tinggi Gen Z

Secara umum, Rista bilang, saat ini Gen Z cenderung memiliki pendapatan yang tinggi dibandingkan dengan first jobber pada generasi sebelumnya.

Namun begitu, penganggaran gaji Gen Z tetap harus mempertimbangakan skala prioritas.

Setelah membahas dana untuk liburan, mengelola anggaran dari gaji Gen Z dapat dimulai dari biaya makan dan uang jajan sehari-hari.

Setelah itu, biaya transportasi juga merupakan hal yang perlu dianggarkan di depan.

"Gen Z kasih (uang) orang tua atau adik nggak, tidak menutup kemungkinan Gen Z juga juga merupakan generasi sandwich," imbuh dia.

Baca juga: 7 Kesalahan Keuangan Milenial yang Tidak Boleh Dilakukan Gen Z

Selengkapnya wawancara dengan perencana keuangan sekaligus Head of Advisory & Investment Operations PINA Rista Zwestika bisa dilihat di video berikut ini: 

Hadapi PHK

Menata anggaran Gen Z juga dapat dirinci hingga kebutuhan seperti perawatan kecantikan.

Setelah menghitung semua anggaran tersebut, Gen Z perlu menyadari kebutuhan kehidupan tidak hanya terjadi saat ini saja.

"Bayangkan kalau nanti terjadi PHK secara masal, at the end kamu tidak punya uang, siapa yang akan tanggung? Seberapa financial independen orangtua saat ini," terang dia.

"Jadi tidak bisa model perintah, model mewajibkan, kita harus memunculkan rasa kesadaran dari diri mereka karena saat ini mencari pekerjaan itu mudah, kehilangan pekerjaan itu lebih mudah," tandas dia.

Baca juga: Milenial dan Gen Z Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com