Oleh: Ramos Mangihut Yemima S. dan Brigitta Valencia Bellion
KOMPAS.com - Maraknya transformasi digital membuat berbagai aspek kehidupan terdorong untuk ikut beradaptasi, termasuk sektor bisnis. Di era serba praktis ini, penjualan semakin diarahkan secara daring.
Digitalisasi bisnis kini bukan lagi sebagai tren, melainkan keharusan. Efektivitas kerja dalam sistem digital dapat mendorong pemasukan sebuah bisnis. Itulah mengapa, sangat penting bagi sebuah bisnis untuk terbuka pada perubahan di era modern ini.
Lantas, pentingnya transformasi digital bagi bisnis juga dibahas dalam siniar Obsesif episode “Dare to Think Differently ft. Adi Ekatama GM Gramedia & Director Rekata” dengan tautan akses s.id/ObsesifAdi.
Dalam episode ini, Adi membagikan pengalamannya dalam mengubah budaya kerja konvensional menjadi digital demi mendorong kemajuan bisnis. Bagi Adi, memiliki pola pikir yang terbuka juga sangat penting dalam mengusung digitalisasi sistem.
Penting membangun mentalitas dan pemahaman untuk mengadopsi budaya kerja digital. Lantas, hal apa saja yang harus dipahami?
Igor Astapchik, Founder FortySeven Software Professionals, berpendapat bahwa bisnis yang baik adalah bisnis yang berani mengimplementasikan cara baru. Namun, masih banyak bisnis yang ragu untuk menggunakan sistem digitalisasi.
Oleh karena itu, bagi Igor, harus ada persepsi yang ditetapkan dalam memahami sistem digitalisasi. Digitalisasi dapat mendorong bisnis untuk terus menyesuaikan diri dengan ekspektasi konsumen.
Baca juga: 4 Strategi Produk untuk Pengembangan Bisnis
Misalnya, sebuah bisnis roti rumahan memiliki pemesanan melebihi 1.000 roti per hari. Banyak konsumen yang mengeluh karena harus berebut. Pemilik bisnis dapat membuat sistem belanja daring, dengan nomor antrian dan layanan pembayaran elektronik.
Dengan demikian, konsumen dapat leluasa memesan roti secara efisien dan tidak perlu menunggu waktu lama. Hal ini membuat konsumen semakin puas dengan pelayanan bisnis dan berpotensi menjadi pelanggan tetap.
Kasus di atas juga menjadi bukti digitalisasi dapat meningkatkan efisiensi sistem kerja. Contoh lain, pemilik bisnis dapat menyimpan data-data penting yang berkaitan dengan penjualan dalam satu perangkat aplikasi, membuat waktu pendataan jadi lebih cepat.
Bahkan, digitalisasi juga dapat membantu penghematan biaya produksi dan membuka kesempatan pendapatan yang lebih besar. Secara garis besar, transformasi digital memberikan banyak manfaat untuk kemajuan bisnis.
Namun, beralih ke sistem kerja yang baru tentu tidak mudah. Adaptasi menjadi tantangan utama karena tidak hanya mempengaruhi cara kerja, tetapi juga pola pikir. Lantas, apa yang harus dilakukan?
Sangat penting untuk memiliki mentalitas adaptif dalam industri bisnis yang dinamis. Hal ini dilakukan dengan membangun pola pikir yang berorientasi pada masa depan agar budaya kerja dapat menyesuaikan sistem yang baru.
Melansir Forbes, kepemimpinan dan talenta ada kunci utama budaya kerja adaptif dalam era digitalisasi. Pemilik bisnis tentu harus mengetahui lebih dan kurangnya digitalisasi bagi bisnis yang dimiliki, sehingga dapat memanfaatkan talenta yang ada.