JAKARTA, KOMPAS.com - Perekonomian Indonesia saat ini berada di tengah kombinasi dari berbagai tantangan global. Chatib Basri, mantan Menteri Keuangan RI 2013-2014 menyebut perekonomian RI bagai masuk ke "perfect storm".
Hal itu lantaran saat ini perekonomian RI menghadapi tantangan perlambatan permintaan barang dari China. Sementara di ssi lain pasar barang global juga mengalami fragmentasi pasar.
Fragmentasi pasar di sini artinya, dalam situasi global yang tidak pasti banyak negara menerapkan restriksi atau pembatasan ekspor. Tujuannya, negara ingin memastikan kebutuhan domestik terpenuhi.
Baca juga: Chatib Basri: 1 Persen Perlambatan Ekonomi China Bikin Ekonomi Indonesia Turun 0,3 Persen
Misalnya, India melakukan pembatasan ekspor beras untuk mematikan pasokan dalam negeri terjaga.
Sebagai pemasok beras terbesar, hal ini membuat harga beras menjadi naik dan suplai beras mengalami gangguan.
"Restriksi ekspor mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir," ujar Chatib Basri dalam acara Bank BTPN Economic Outlook 2024, Rabu (22/11/2023).
Chatib Basri yang juga Ekonom dan Co Founder Creco Research Institute menambahkan soal besarnya pengaruh ekonomi China ke Indonesia, dan juga ASEAN.
Menurut Chatib, Pelemahan permintaan impor China yang melambat akan membuat permintaan ekspor dari Indonesia juga melambat.
"Satu persen perlambatan ekonomi di China, itu memiliki dampak perkiraannya sebesar 0,3 persen (untuk ekonomi Indonesia)," kata dia.
Sebagai gambaran, ekonomi China sempat melambat dari 5,2 persen menjadi 4,5 persen secara tahunan, atau sekitar 0,7 persen. Dengan begitu, perekonomian Indonesia juga akan terdampak kurang dari 0,3 persen.
Baca juga: Apakah Ekonomi Indonesia Bisa Tumbuh Sampai 7 Persen?
(Tim Redaksi: Agustinus Rangga Respati, Erlangga Djumena)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.