Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Investor Ambil Nafas Setelah Kenaikan 4 Minggu Berturut-turut, Wall Street Merah

Kompas.com - 28/11/2023, 07:26 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber CNBC

NEW YORK, KOMPAS.com - Wall Street alias Bursa Saham New York berakhir di zona merah pada penutupan perdagangan Senin (27/11/2023) waktu setempat (Selasa pagi WIB). Para investor mengambil nafas setelah Bursa saham AS ini mengalami kenaikan dalam empat pekan beruntun.

Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 56,68 poin (0,16 persen), menjadi 35.333,47. S&P 500 melemah 0,2 persen menjadi 4.550,43. Sementara Nasdaq Komposit terkoreksi 0,07 persen menjadi ditutup pada posisi 14.241,02.

Wall Street mengalami minggu positif keempat berturut-turut, seiring dengan kenaikan saham-saham sejak imbal hasil Treasury 10-tahun mengalami penurunan dari angka tertinggi 5 persen, pada akhir Oktober lalu.

Baca juga: Divestasi Saham Vale Kemahalan, Stafsus Erick: Harusnya Lebih Murah

S&P 500 naik 8,5 persen sepanjang bulan ini, sementara Dow bertambah 6,9 persen, dan Nasdaq melonjak 10,8 persen.

Reli ini terjadi meskipun ada peringatan dari beberapa perusahaan ritel di AS bahwa belanja konsumen menunjukkan pelemahan, meskipun belanja e-commerce pada event Black Friday melonjak 7,5 persen dari tahun sebelumnya.

Beberapa saham e-commerce naik pada event Cyber Monday, bersama dengan saham Amazon dan Shopify yang juga menguat masing-masing 0,7 persen, dan 4,9 persen. Saham perusahaan Pay Later, Affirm juga melonjak 12 persen karena pembeli berbondong-bondong menggunakan opsi Buy Now Pay Later untuk pembelian pada event Cyber Monday.

Data belanja yang lemah secara keseluruhan pada akhirnya bisa menjadi sinyal positif bahwa kenaikan suku bunga Federal Reserve akhirnya mulai membebani perekonomian secara luas.

“Perlambatan konsumen mungkin akan menjadi katalis bagi pasar karena akan membantu memperkuat dasar reli,” kata kepala strategi global di LPL Financial mengutip CNBC Quincy Krosby.

“Pasar yakin bahwa The Fed telah selesai, tidak hanya kampanye kenaikan suku bunganya, namun juga akan memulai penurunan suku bunga pada tahun 2024,” jelasnya.

Krosby, mengatakan pasar telah berada dalam kondisi overbought jangka pendek selama beberapa sesi. Dia menambahkan, imbal hasil obligasi Treasury AS 10-tahun akan sangat penting untuk pergerakan pasar minggu ini, terutama setelah komentar Fed minggu ini dan data penting bagi konsumen.

“Ekuitas terus didorong oleh pasar obligasi. Saham-saham masih sedikit overbought (jenuh beli),” kata Managing Partner dan ahli strategi makro global di MRB Partners, Phillip Colmar.

“Saya pikir perekonomian masih kuat dan saya pikir kita sudah berada dalam fase peralihan ke obligasi,” kata Colmar.

“Saat kita memasuki tahun depan, pertanyaan sebenarnya adalah, apakah Treasury 10-tahun mulai menemukan titik terendah atau menguat lagi, yang mana hal ini akan membuat pasar ekuitas kembali tenang,” tegasnya.

Laporan kepercayaan konsumen akan dirilis pada hari Selasa, sedangkan indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi akan dirilis pada hari Kamis. Data dari Departemen Perdagangan menunjukkan penjualan rumah baru lebih lambat dari perkiraan pada bulan Oktober dan masih menunjukkan peningkatan dari tahun lalu.

Baca juga: IHSG dan Rupiah Berakhir Hijau di Awal Pekan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com