Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara PLTU Kurangi Emisi, Olah Limbah Debu Batu Bara Jadi Bahan Bangunan

Kompas.com - 04/12/2023, 17:44 WIB
Aprillia Ika

Editor

PROBOLINGGO, KOMPAS.com - Limbah debu batu bara hasil pembakaran di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) bisa diolah jadi produk bernilai ekonomi, seperti bahan bangunan, yang diharapkan memberi efek berantai (multiplier effect) positif bagi masyarakat dan pelaku bisnis. Serta, sebagai salah satu strategi PLTU mencapai target dekarbonisasi (net zero emission) pada 2060 atau lebih cepat.

Pengolahan limbah debu batu bara atau fly ash bottom ash (FABA) jadi bahan konstruksi dilakukan oleh PLTU yang dikelola PT PLN Nusantara Power Unit Pembangkitan Paiton di Desa Bhinor, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.

Senior Manager PLN NP Unit Pembangkitan Paiton Agus Prastyo Utomo mengatakan, pemanfaatan FABA telah menjadi sumber daya ekonomi sirkuler untuk dioptimalkan bagi kemaslahatan bersama.

Baca juga: Manfaat Co-Firing Biomassa PLTU, Bisa Mereduksi Emisi Sekaligus Dorong Perekonomian Warga

FABA yang diolah berasal dari Unit 1 dan Unit 2 serta Unit 9 PLTU yang dikelola PT PLN Nusantara Power Unit Pembangkitan Paiton. FABA juga disalurkan untuk pabrik semen, ready miz, pre-cast, dan ash yard untuk program tanggungjawab sosial perusahaan, pabrik, UMKM, dan industri lain.

"FABA bisa diolah, dimanfaatakan menjadi paving, batako, pengecoran jalan desa, dan sebagainya," ujar Agus dalam keterangannya, Senin (4/12/2023).

Saat ini, PLTU Paiton membuka kesempatan bagi masyarakat yang ingin memanfaatkan FABA menjadi produk bernilai guna tinggi di antaranya sebagai campuran dalam industri konstruksi dan infrastruktur.

"FABA bukanlah limbah B3 sehingga dapat diolah dan memberikan banyak manfaat," ujar Agus.

Baca juga: Lebih Jauh dengan FABA yang Tak Lagi Masuk Kategori Limbah Berbahaya

Rumah tahan gempa hingga jalan desa

Bahan bangunan yakni batako dan keramik lantai yang dibuat berbahan limbah debu pembakaran batu bara (FABA) PLTU Paiton 1, 2 dan 9 dibangun rumah contoh, hasil kerja sama PLN Nusantara Power Up Paiton, ITS dan Bumdes Sumber Rejo di Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.DOK. PLN Nusantara Power Up Paiton Bahan bangunan yakni batako dan keramik lantai yang dibuat berbahan limbah debu pembakaran batu bara (FABA) PLTU Paiton 1, 2 dan 9 dibangun rumah contoh, hasil kerja sama PLN Nusantara Power Up Paiton, ITS dan Bumdes Sumber Rejo di Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.

Kerja sama pemanfaatan limbah debu batu bara PLTU Paiton dengan Institut Teknologi 10 Noveber Surabaya (ITS) menghasilkan rumah contoh tahan gempa. Rumah tersebut dikembangkan Bumdes "Bakti Raharjo" di Desa Sumberejo, Kecamatan Paiton. Rumah contoh tersebut berukuran 6x6 meter.

"FABA-nya kami dan gratis, mereka (Bumdes) menyediakan tenaga saja. Total FABA yang digunakan 28,7 ton," kata Agus.

Selain paving, batako, FABA dari PLTU Paiton juga dapat digunakan untuk jalan desa.

Pada Januari 2023 lalu, FABA dari PLTU Paiton dimanfaatkan untuk jalan desa sepanjang 600 meter dengan lebar 2,5 meter dengan standar mutu berdasarkan hasil pengujian dari ITS, setara beton K250. "Total FABA yang digunakan 383 ton," jelas Agus.

Baca juga: Jadikan FABA Filler Pupuk NPK, Petrokimia Gresik Hemat Rp 7,4 Miliar

Sementara Slamet Haryadi, Ketua Bumdes "Bakti Raharjo" mengatakan, pihaknya mendapatkan pelatihan dari dosen dan peneliti ITS terkait optimalisasi pemanfaatan FABA untuk pembuatan bahan bangunan berbahan baku FABA.

"PLTU Paiton memberikan bantuan alat untuk pembuatan paving blok dan batako. Bagi kami ini sangat berharga sekali untuk prospek ke depannya," jelas Slamet.

Abdul Azis, Asisten Manajer Lingkungan PLN NP PLTU Paiton menambahkan, FABA menjadi inovasi sosial yang berperan penting dalam mengurangi limbah dan meningkatkan efisiensi pengolahan limbah di lingkungan PLTU.

"Pemberian pelatihan, diharapkan dapat menaikkan tingkat ekonomi masyarakat di sekitar wilayah operasi PLTU Paiton," katanya.

Baca juga: Mengenal Coal Phase Down, Skema dalam Pensiun Dini PLTU

Mengenal FABA

Limbah debu pembakaran batu bara atau FABA di PLTU ada dua yakni fly ash dan bottom ash. Keduanya walau sama tapi beda dari segi ukuran dan karakteristiknya.

Bottom ash memiliki ukuran yang lebih besar daripada fly ash yang berukuran lebih halus.

Dengan demikian, bottom ash disebut sebagai abu yang “terendapkan” sementara fly ash disebut sebagai abu terbang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com