Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wall Street "Bullish", S&P 500 Sentuh Level Tertinggi sejak Januari 2022

Kompas.com - 13/12/2023, 08:29 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

Sumber CNBC

NEW YORK, KOMPAS.com - Bursa saham AS atau Wall Street berakhir di zona hijau pada penutupan perdagangan Selasa (12/12/2023) waktu setempat.

Kenaikan harga saham didorong oleh analisis data inflasi yang dilakukan oleh investor, untuk mencari petunjuk kapan Federal Reserve dapat mulai melonggarkan kebijakan moneternya.

S&P 500 bertambah 0,46 persen menjadi ditutup pada 4.643,70, sedangkan Dow Jones Industrial Average (DJIA) bertambah 173,01 poin, atau 0,48 persen, menjadi 36.577,94. Nasdaq Komposit menguat 0,7 persen menjadi berakhir pada level 14.533,40.

Baca juga: Harga Saham GOTO Melonjak 5,8 Persen, Koleksi atau Lepas?

Ketiga indeks utama menyentuh level tertinggi intraday baru dalam 52 minggu pada hari Selasa. S&P 500 mencapai level intraday tertinggi sejak Januari 2022. Nasdaq dan Dow yang memiliki banyak saham teknologi masing-masing menyentuh level intraday tertinggi sejak April dan Januari tahun lalu.

Indeks harga konsumen naik 3,1 persen di bulan November secara YoY dan 0,1 persen secara MoM. Ekonom yang disurvei oleh Dow Jones memperkirakan kenaikan tahunan sebesar 3,1 persen. Secara bulanan, ekonom memperkirakan CPI akan tetap datar. Sementara inflasi inti sejalan dengan ekspektasi para ekonom.

Laporan ini muncul ketika investor mencoba mengakhiri tahun yang kinerja saham yang positif. Dow, S&P 500, dan Nasdaq Komposit mencatatkan keuntungan dalam enam minggu berturut-turut.

Baca juga: 10 Saham Paling Cuan Pekan Ini, Ada Dua Emiten Prajogo Pangestu hingga Kimia Farma

"Bullish dan bearish masing-masing mempunyai poin pembicaraan tersendiri berkaitan dengan indeks harga konsumen pada November. Namun faktanya, angka tersebut sangat konsisten dengan ekspektasi, dan dengan demikian tidak banyak berubah,” kata Adam Crisafulli, pendiri dan presiden Vital Knowledge.

“Pola pikir konsensus tampaknya menginginkan kemunduran yang dapat dibeli (karena orang-orang yang tidak banyak berinvestasi ingin menggunakan modal yang tersisih) yang mungkin menjadi alasan mengapa hal ini tampaknya tidak terjadi,” sambung Adam.

Para investor saat ini akan mengalihkan perhatian mereka pada pengumuman kebijakan The Fed, yang dijadwalkan pada hari Rabu pukul 14.00 WIB. Wall Street sebagian besar memperkirakan bank sentral akan mempertahankan suku bunga tetap stabil.

Baca juga: Mantan Bos Unilever Indonesia Jual Seluruh Saham UNVR, Ini Alasannya

Namun, mereka akan meninjau komentar Ketua Jerome Powell untuk mencari sinyal kapan penurunan suku bunga bisa dilakukan.

Sementara itu, saham raksasa teknologi Oracle turun lebih dari 12 persen sehari setelah pendapatan perusahaan untuk kuartal fiskal kedua meleset dari ekspektasi Wall Street. Saham Macy's ambles 8 persen menyusul penurunan peringkat penjualan dari Citi pada hari Selasa.

Baca juga: Divestasi Saham Vale Kemahalan, Stafsus Erick: Harusnya Lebih Murah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com