Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Minyak Dunia Susut 3 Persen Usai Data Inflasi AS Rilis

Kompas.com - 13/12/2023, 10:00 WIB
Yohana Artha Uly,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

NEW YORK, KOMPAS.com - Harga minyak mentah dunia susut lebih dari 3 persen ke level terendah dalam enam bulan pada akhir perdagangan Selasa (12/12/2023) waktu setempat atau Rabu (13/12/2023) pagi WIB.

Pelemahan terjadi di tengah kekhawatiran kelebihan pasokan minyak mentah global, dan setelah rilis data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang menunjukkan kenaikan inflasi yang tidak terduga.

Mengutip Business Times, harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Februari turun 3,7 persen atau 2,79 dollar AS ke level 73,40 dollar AS per barrel.

Baca juga: IHSG Hari Ini Melemah di Awal Sesi, Rupiah Menguat

Sementara minyak mentah berjangka Intermediate West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Januari turun 3,8 persen atau 2,71 dollar AS ke level 68,61 dollar AS per barrel.

Laporan indeks harga konsumen (IHK) AS bulan November 2023 menunjukkan inflasi mencapai 3,1 persen secara tahunan dan naik 0,1 persen secara bulanan. Realisasi ini berbeda dari perkiraan analis yang tidak ada kenaikan inflasi secara bulanan.

Data ekonomi itu semakin memperkuat pandangan bahwa bank sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) kemungkinan tidak akan menurunkan suku bunganya pada awal tahun depan.

Baca juga: Harga Emas Antam Hari Ini 13 Desember 2023 Naik Rp 7.000 Per Gram

"Suku bunga yang lebih tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi dan menunjukkan melemahnya permintaan minyak", kata John Kilduff, Mitra Again Capital LLC.

Pertumbuhan permintaan minyak global diperkirakan akan melambat pada 2024. Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak  (OPEC) dan Badan Energi Internasional (IEA) memiliki penghitungan berbeda terkait perlambatan permintaan.

OPEC dan IEA akan memperbaharui perkiraan mereka terkait proyeksi permintaan minyak mentah di tahun depan.

Baca juga: Harga Bahan Pokok 13 Desember 2023: Harga Beras Naik, Cabai Turun

"Sentimen negatif terhadap pasar minyak masih kuat saat ini,” kata Analis Kpler, Matt Smith.

Menurut Smith, lemahnya permintaan dan kekhawatiran bahwa kesepakatan OPEC+ untuk memangkas produksi guna membatasi pasokan, tidak akan cukup menyeimbangkan pasar dan membebani harga.

Adapun OPEC+ atau negara-negara yang tergabung dalam OPEC dan sekutu yang dipimpin oleh Rusia, telah sepekat untuk membatasi pasokannya sebesar 2,2 juta barrel per hari pada kuartal pertama 2024.

Baca juga: Prabowo Sentil Ganjar soal Petani di Jateng Susah Dapat Pupuk

Kini investor tengah menanti hasil pertemuan The Fed pada pekan ini yang diperkirakan akan tetap mempertahankan suku bunganya.

Selain itu, yang juga sedang menjadi fokus adalah pembicaraan di KTT iklim COP28, di mana para negosiator sedang menunggu rancangan kesepakatan baru setelah banyak negara mengkritik versi sebelumnya karena terlalu lemah sebab tidak mencakup kesepakatan untuk menghapuskan bahan bakar fosil.

Baca juga: Seller Semringah TikTok Shop Buka lagi: Mau Langsung Jualan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com