Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Houthi Serang Kapal di Laut Merah, Harga Minyak Dunia Naik Lebih 1 Persen

Kompas.com - 19/12/2023, 08:47 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber CNBC

NEW YORK, KOMPAS.com - Harga minyak mentah dunia naik lebih dari 1 persen pada akhir perdagangan Senin (18/12/2023) waktu setempat atau Selasa (19/12/2023) pagi WIB karena serangan Kelompok Houthi terhadap kapal-kapal di Laut Merah, meningkatkan kekhawatiran akan terganggunya pasokan minyak.

Kendati begitu kenaikan harga minyak mentah dibatasi oleh kondisi pasokan yang melimpah, serta adanya skeptisisme terhadap rencana Rusia untuk mengurangi ekspor pada bulan Desember 2023 ini.

Mengutip CNBC, harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Februari naik 1,86 persen atau 1,42 dollar AS ke level 77,97 dollar AS per barrel.

Baca juga: Menteri ESDM: Harga Pertalite Bisa Turun kalau Minyak Mentah di Bawah 60 Dollar AS

Sementara minyak mentah berjangka Intermediate West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Januari naik 1,44 persen atau 1,03 dollar AS ke level 72,46 dollar AS per barrel.

Kedua patokan harga minyak mentah tersebut sebelumnya mengalam tren penurunan selama tujuh minggu, dan hanya membukukan kenaikan kecil pada pekan lalu usa Bank Sentral AS memberi sinyal berakhirnya tren kenaikan suku bunga.

Kini harga minyak mentah mengalami reli akibat kondisi geopolitik di Laut Merah. Pada Senin kemarin, sebuah kapal milik Norwegia diserang di Laut Merah dan perusahaan minyak besar BP mengatakan pihaknya menghentikan sementara semua transit melalui Laut Merah.

Perusahaan pelayaran lainnya pun mengatakan pada akhir pekan bahwa mereka akan menghindari rute tersebut.

"Peningkatan premi risiko geopolitik, yang terjadi dalam bentuk permusuhan rutin terhadap kapal komersial di Laut Merah oleh kelompok Houthi yang didukung Iran, memainkan peran yang tidak dapat disangkal dalam kebangkitan minyak," kata Tamas Varga dari Pialang Minyak PVM.

Di sisi lain, Rusia menyatakan bahwa pihaknya akan memperdalam pengurangan ekspor minyak mentah pada Desember 2023 ini sebesar 50.000 liter per har atau bahkan bisa lebih guna mendukung kenaikan harga minyak dunia. Penerapan kebijakan pengurangan ini lebih awal dari yang direncanakan.

Kebijakan itu dilakukan Rusia setelah negara yang dipimpin Vladimir Putin tersebut menangguhkan sekitar dua pertiga pemuatan minyak mentah Ural untuk ekspor dari pelabuhan-pelabuhan karena badai dan pemeliharaan terjadwal pada hari Jumat.

Kendati keputusan Rusia itu turut berkontribusi dalam kenaikan harga minyak mentah, namun Varga merasa skeptis sejauh mana Rusia akan melakukan pengurangan produksi minyaknya secara sukarela.

"Pada kenyataannya, hal ini hanyalah mengemas kembali penghentian ekspor terkait cuaca," kata dia.

Baca juga: Harga Minyak Mentah RI Turun Dipicu Produksi Global yang Melimpah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com