NEW YORK, KOMPAS.com - Harga emas dunia menguat pada akhir perdagangan Kamis (21/12/2023) waktu setempat atau Jumat (22/12/2023) pagi WIB didukung pelemahan dollar AS.
Selain itu, penguatan terjadi berkat data ekonomi terbaru Amerika Serikat (AS) memicu ekspetasi bahwa bank sentral AS atau Federall Reserve (The Fed) bakal mulai memangkas suku bunganya pada Maret 2024 mendatang.
Mengutip CNBC, harga emas di pasar spot naik 0,7 persen menjadi sebesar 2.043,79 dollar AS per ons. Sementara harga emas berjangka Comex New York Exchange naik 0,2 persen menjadi sebesar 2.051,30 dollar AS per ons.
Baca juga: Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 22 Desember 2023
"Data PDB agak melemah dan harga emas naik. Pasar menginginkan poros Fed yang sedang berkembang," kata Tai Wong, pedagang logam independen yang berbasis di New York.
Pasar memperkirakan peluang sebesar 83 persen untuk kemungkinan The Fed mulai melakukan kebijakan penurunan suku bunga pada Maret 2024, menurut alat CME FedWatch. Proyeksi peluang itu naik dari 79 persen sebelum data ekonomi terbaru AS dirilis.
Seperti diketahui kebijakan suku bunga The Fed memang sangat mempengaruhi pergerakan harga emas.
Baca juga: Harga Emas Antam 21 Desember 2023 Susut Rp 4.000 Per Gram
Ketika suku bunga naik, maka emas yang tidak memberikan imbal hasil menjadi tak menarik bagi investor, berbeda dari obligasi dan saham yang memang memberikan imbal hasil.