TOKYO, KOMPAS.com - Jepang dilanda gempa bumi dengan magnitudo 7,6, yang juga memicu terjadinya tsunami. Imbas terjadinya gempa Jepang, bagaimana kondisi pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Negeri Sakura tersebut?
Dikutip dari Japan Times, Selasa (2/1/2024), PLTN di sepanjang pantai Laut Jepang terhindar dari kerusakan serius akibat gempa bumi yang melanda Semenanjung Noto di Prefektur Ishikawa.
Namun, gempa yang memicu peringatan tsunami dari Hokkaido hingga Kyushu dan menyebabkan evakuasi di sembilan prefektur, sekali lagi dapat memicu kekhawatiran publik mengenai keselamatan tenaga nuklir di negara rawan gempa tersebut.
Baca juga: Pemerintah Targetkan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Beroperasi Komersial 2032
Ini terjadi pada saat Perdana Menteri Fumio Kishida berencana untuk meningkatkan penggunaannya sebagai bagian dari kebijakan "transformasi hijau".
Di Prefektur Ishikawa, PLTN Shika di Hokuriku Electric Power mengalami gangguan sebagian sistem kelistrikannya setelah gempa, namun tidak ada laporan kelainan besar.
Reaktor Nomor 1 dan Nomor 2 di sana tidak beroperasi sebelum terjadinya gempa.
Otoritas Regulasi Nuklir Jepang (NRA) melaporkan bahwa pekerja PLTN Shika mendengar suara seperti ledakan, dan kemudian mencium sesuatu yang terbakar di dekat trafo yang menerima listrik untuk digunakan dalam reaktor Nomor2.
Baca juga: Indonesia Bakal Manfaatkan Energi Nuklir
Staf yang memeriksa area tersebut menemukan bahwa sistem pemadam kebakaran telah diaktifkan.
Tidak ada kebakaran yang terdeteksi tetapi pasokan listrik reaktor nuklir dinonaktifkan sebagian. Pejabat Hokuriku yakin tekanan di dalam trafo meningkat akibat getaran tersebut.