Hal ini memicu perangkat untuk melepaskan tekanan, menyebabkan suara keras dan aktivasi sistem pemadam kebakaran, bukan kebakaran yang sebenarnya.
Tenaga listrik untuk peralatan penting bagi keselamatan pembangkit listrik diamankan melalui sistem lain, dan kolam pendingin tempat penyimpanan bahan bakar nuklir terus beroperasi.
Baca juga: Pertamina Jajaki Studi Pengembangan Nuklir dengan Denmark
Pejabat Hokuriku Electric mengatakan pada Senin (1/1/2024) bahwa mereka sedang menilai kerusakan namun tidak ada perubahan dalam pembacaan pos pemantauan PLTN, dan tidak ada radiasi eksternal yang terdeteksi.
Namun, dari 101 pos pemantauan radiasi di sekitar pembangkit tersebut, 13 pos sudah tidak beroperasi lagi. Hingga Selasa, penyebabnya masih belum diketahui.
Di PLTN Kashiwazaki Kariwa milik Tokyo Electric Power Company Holdings di Prefektur Niigata, yang merupakan rumah bagi tujuh reaktor nuklir, yang semuanya mati sebelum gempa terjadi, pejabat pembangkit listrik mengkonfirmasi pada Senin bahwa air dari kolam bahan bakar tumpah karena gempa, namun bahwa tidak ada kelainan dalam operasi yang terdeteksi.
Di Prefektur Fukui, Kansai Electric Power (Kepco) pada Senin melaporkan tidak ada masalah pada 11 reaktornya di pembangkit listrik Mihama, Oi dan Takahama.
Baca juga: PLN Akan Kembangkan Reaktor Modular Nuklir di Kalbar
Tujuh di antaranya masih beroperasi, sedangkan empat reaktor lainnya sedang dalam proses dekomisioning.
Selain itu, tidak ada masalah yang dilaporkan pada pembangkit listrik tenaga nuklir Tsuruga milik Japan Atomic Power di Prefektur Fukui dan dua reaktornya, salah satunya sedang dinonaktifkan, sementara yang lainnya sedang menjalani inspeksi.
Gempa Jepang pada Tahun Baru ini mengingatkan publik akan gempa besar di Jepang Timur yang memarikan dan tiga kali krisis di reaktor nuklir Fukushima Nomor 1, dan dapat menghidupkan kembali keraguan terhadap industri nuklir.