Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berencana Tarik Utang Baru Rp 648 Triliun pada 2024, Ini Strategi Kemenkeu

Kompas.com - 03/01/2024, 13:59 WIB
Rully R. Ramli,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah berencana menarik utang baru senilai Rp 648 triliun pada 2024. Dalam rangka menjalankan instrumen pembiayaan tersebut, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyiapkan sejumlah strategi.

Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu Suminto mengatakan, pada dasarnya pemerintah akan menerapkan pendekatan fleksibel dan oportunis dalam pelaksanaan pembiayaan utang. Kedua pendekatan itu dilakukan dengan mempertimbangkan perkembangan dinamika pasar dan kebutuhan pembiayaan APBN.

Untuk utang yang berasal dari surat berharga negara (SBN), pemerintah akan tetap melakukannya secara reguler, yakni pada hari Selasa di minggu pertama setiap bulan. Dalam menerbitkan surat utang, pemerintah mempertimbangkan daya serap dari pasar dalam negeri.

"Sehingga dari sisi timing penerbitan maupun dari sisi size akan kami sesuai dengan kondisi dan kapasitas dari market," kata Suminto, dalam konferensi pers Realisasi APBN 2023, di Jakarta, Selasa (2/1/2024).

Baca juga: Utang Pemerintah Tembus Rp 8.000 Triliun, Kemenkeu Sebut Masih Aman, Ini Indikatornya

Pada saat bersamaan, Kemenkeu berencana untuk terus meningkatkan porsi SBN ritel. Oleh karenanya, pemerintah bersama otoritas terkait akan melanjutkan pengembangan pasar domestik dan pendalaman pasar.

"Seperti teman-teman ketahui, SBN ritel cukup tinggi," ujarnya.

Lewat pengembangan SBN ritel, pemerintah berupaya untuk membuat SBN valuta asing (valas) sebagai "pelengkap". Dengan demikian, risiko volatilitas mata uang terhadap outstanding utang pemerintah dapat diminimalisir.

Terkait dengan utang yang berasal dari pinjaman, Suminto bilang, pemerintah akan menjalankannya dengan berorientasi terhadap kegiatan prioritas. Harapannya, utang yang berasal dari pinjaman dapat mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.

Baca juga: Perjalanan Utang Pemerintah selama 2014-2023 hingga Tembus Rp 8.000 T


Selain itu, untuk meminimalisir penerbitan utang baru pemerintah juga akan mengandalkan uang yang berasal dari saldo anggaran lebih (SAL). Suminto menyebutkan, untuk menutupi defisit APBN 2024, pemerintah sudah mengalokasikan SAL sebesar Rp 51,38 triliun.

"Namun bentuknya apakah nanti akan ada tambahan atau alokasi dari SAL di APBN 2024 akan kita sesuaikan berdasarkan pelaksanaan APBN 2024 itu sendiri," ucap Suminto.

Sebagai informasi, pemerintah menetapkan alokasi pembiayaan utang senilai Rp 648,1 triliun dalam APBN 2024. Pembiayaan itu dilakukan untuk merespons defisit anggaran yang ditarget mencapai Rp 522,8 triliun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Whats New
Transformasi Digital, BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Whats New
Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Whats New
Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Whats New
BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Whats New
Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Whats New
Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com