Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Proyek Kereta Cepat Masih Dibayangi Utang China, Tenornya Jadi Lebih Panjang

Kompas.com - 10/01/2024, 12:00 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) atau Whoosh telah melayani lebih dari 1 juta penumpang sejak beroperasi komersial pada 17 Oktober 2023. Namun proyek ini masih dibayangi oleh utang dari China.

Berdasarkan catatan Kompas.com, dalam proposal dari pemerintah China, biaya yang diperlukan untuk membangun KCJB sebesar 5,5 miliar dollar AS atau setara Rp 85,25 triliun (kurs 1 dollar AS setara Rp 15.500) dengan bunga pinjaman 2 persen.

Namun proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang sudah dimulai sejak 2016 dan ditargetkan rampung pada 2019, menjadi molor penyelesaiannya ke 2023 karena beberapa hambatan seperti pandemi Covid-19.

Baca juga: Berapa Bunga Utang dari CDB untuk Tutupi Cost Overrun Kereta Cepat Jakarta-Bandung?

Mundurnya target pengerjaan proyek ini membuat terjadinya pembengkakan biaya atau cost overrun sebesar 1,2 miliar dollar AS atau Rp 18,6 triliun. Angka ini merupakan hasil audit bersama yang disepakati kedua negara.

Pembengkakan biaya tersebut pun ditanggung oleh pihak Indonesia dan China di mana sebesar 60 persen ditanggung oleh konsorsium Indonesia dan 40 persen ditanggung oleh konsorsium China.

Untuk menutupi cost overrun proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung ini, konsorsium Indonesia menggunakan dua sumber yaitu 75 persen ditutupi dari utang dari Bank Pembangunan China (China Development Bank/CDB) dan 25 persen dibayar menggunakan penyertaan modal negara (PMN).

Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo atau Tiko mengatakan, utang dari CDB ini akan masuk ke PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI yang merupakan pemimpin konsorsium BUMN dalam proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung.

Baca juga: Jumlah Penumpang Kereta Cepat Whoosh Mencapai 220.227 Orang Selama Libur Nataru

Adapun BUMN lain yang terlibat dalam pembangunan kereta modern tersebut yakni PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Perkebunan Nusantara III (Persero) atau PTPN, dan PT Jasa Marga (Persero) Tbk.

"Itu kan nanti loan-nya di KAI. Itu sebenarnya injeksi modal KAI," kata Tiko di Waskita Rajawali Tower, Jakarta, Senin (8/1/2024)

Tiko bilang, dana pinjaman dari CDB untuk menutup cost overrun proyek KCJB ini akan segera cair.

"Sudah tandatangan, tapi saya angkanya lupa berapa. Tapi sudah tanda tangan, sudah mau cair," ujarnya

Baca juga: Exit Tol Gedebage KM 149 Ditutup, Ini Akses Alternatif Menuju Stasiun Kereta Cepat Tegalluar

Tambal Cost Overrun

Direktur Utama PT KAI Didiek Hartantyo mengungkapkan, konsorsium Indonesia mendapatkan utang dari CDB sebesar 542,7 juta dollar AS atau setara Rp 8,41 triliun untuk menambal cost overrun proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung.

"Nilai total pinjaman 542,7 juta dollar AS," ucap Didiek saat dikonfirmasi Kompas.com, Selasa (9/1/2024).

Didiek menjelaskan, total utang itu diberikan dalam denominasi dollar AS sebesar 325,6 juta dollar AS (Rp 5,04 triliun) dengan bunga 3,2 persen dan sebesar 217 juta dollar AS (Rp 3,36 triliun) diberikan dalam denominasi renminbi alias yuan dengan bunga 3,1 persen.

"Tingkat suku bunga flat selama tenor 45 tahun. Untuk loan dollar AS 3,2 persen dan untuk loan dalam RMB 3,1 persen," ungkapnya.

Baca juga: Kapan Kereta Cepat Whoosh Balik Modal?

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com