Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anies Bakal Dorong Sektor Agro Maritim Jadi Komoditas Ekspor Unggulan Baru

Kompas.com - 12/01/2024, 12:00 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon Presiden Nomor Urut 1 Anies Baswedan akan mendorong sektor agro maritim sebagai kekuatan komoditas ekspor yang baru.

Sektor agro maritim ini mencakup akua kultur dan agri kultur. Sektor ini yang dipercaya perlu didorong untuk maju sebagai kekuatan komoditas ekspor ke depan.

"Sektor agro maritim, unsurnya banyak sekali, pertanian tradisional, peternakan, perkebunan, perikanan, perhutanan. Itu lima-limanya ada di sektor agro maritim," kata dia dalam Dialog Capres 01 Anies Baswedan bersama Kadin, Kamis (11/1/2024).

Ia menambahkan, beberapa produk spesifik yang memiliki potensi ke depan misalnya adalah crude palm oil (CPO), kopi, karet, coklat, ikan, dan produk olahan laut.

Lebih lanjut ia bilang, sektor-sektor tersebut juga mampu menurunkan tingkat penganguran terbuka yang signifikan.

"Kalau sektor pertambangan setiap Rp 1 triliun investasi masuk menurunkan 1 persen pengangguran, kalau sektor agro maritim 44 persen penurunannya," imbuh dia.

Baca juga: Menteri KKP Sebut Ekspor Perikanan 2023 Tak Capai Target, bahkan Nilainya Turun dari 2022

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu bilang, dengan mendorong sektor tersebut Indonesia dapat menambah keuntungan dengan penyerapan lapangan kerja.

Tak hanya itu, produk-produk agro maritim tersebut juga dipercaya memiliki manfaat di tingkat global.

Di sisi lain, ia juga menyoroti banyaknya ekspor yang masih berupa produk mentah yang belum memiliki nilai tambah.

Dalam kaitannya dengan ekspor-impor, Anies melihat salah satu hal yang dapat dilakukan adalah mengajak pemain dunia untuk dapat berinvestasi di Indonesia.

Adapun, investasi ini harus dibarengi kerja sama dengan pemain lokal dan peningkatan komponen dalam negeri di dalam kegiatan usaha bersamanya.

Namun dalam hal ini, Anies juga mengingatkan adanya hambatan berupa kepastian usaha investor asing yang masuk ke Indonesia. Pasalnya, di dalam negeri kebijakan pemerintah pusat dan daerah acap kali tak selaras.

"Bagi pelaku usaha, apalagi internasional, itu melelahkan yang luar biasa. Kalau tidak punya mitra lokal yang punya kekuatan, biasanya menghadapi masalah tersendiri menghadapi itu semua," tandas dia.

Baca juga: Soal Transisi Energi, Anies: yang Harus Dipikirkan Bukan Hanya Jadi Green Energy, tapi...

 


Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, nilai ekspor Indonesia mencapai 22,0 miliar dollar AS pada November 2023. Angka tersebut setara Rp 340,67 triliun pada kurs Rp 15.485 per dollar AS.

Ekspor Indonesia turun 0,67 persen dibandingkan Oktober 2023 sebesar 22,15 miliar dollar AS. Jumlah tersebut juga turun 8,56 persen secara tahunan dibandingkan ekspor November 2022 sebesar 24,06 miliar dollar AS.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengatakan, penurunan tersebut didorong oleh penurunan ekspor non minyak dan gas (migas).

Hal tersebut terutama pada golongan bahan bakar non mineral, lemak dan minyak hewani (nabati), dan pulp dari kayu.

"Jika dibandingkan dengan tahun lalu, tren pelemahan ekspor masih berlanjut. Nilai ekspor mengalami penurunan sebesar 8,56 persen secara tahunan," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com