Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prospek Ekonomi RI Diprediksi Bergerak Positif di Tahun Politik

Kompas.com - 20/01/2024, 17:00 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) memperkirakan perekonomian Indonesia akan bergerak positif tahun ini didukung oleh perekonomian global yang bergerak bullish, pasar Asia yang lebih suportif, dan kondisi pasar domestik yang stabil.

Chief Investment Officer - Fixed Income MAMI Ezra Nazula mengatakan, ekonomi global di tahun ini diperkirakan akan tumbuh moderat dan inflasi juga akan lebih melandai dibandingkan pada tahun 2023. Tingkat suku bunga sudah mendekati puncak siklusnya.

Dokumen Dot Plot Federal Open Market Committee (FOMC) di Desember 2023 mengindikasikan pemangkasan suku bunga dapat lebih besar dibandingkan perkiraan sebelumnya. Hal ini mengafirmasi harapan pasar terhadap The Fed untuk dapat lebih agresif dalam menurunkan suku bunga di tahun 2024.

Baca juga: Luhut Targetkan Pertumbuhan Ekonomi RI Rata-rata 6 Persen hingga 2030

Menurut Ezra, perkembangan outlook suku bunga dan ekonomi Amerika Serikat (AS) menjadi katalis bagi pasar global secara menyeluruh.

"Hampir seluruh sektor berkontribusi secara merata dalam penguatan pasar, mengindikasikan optimisme terhadap outlook ekonomi secara keseluruhan," ujarnya dalam keterangan tertulis, dikutip Sabtu (20/1/2024).

Dia melanjutkan, penurunan imbal hasil US Treasury terjadi di seluruh tenor, merespons ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed di 2024 dan hasil lelang US Treasury yang kuat. Indeks dollar AS yang terus melemah menjadi faktor positif bagi pasar finansial dunia.

Kemudian pasar finansial di Asia juga diperkirakan akan lebih suportif dimana pertumbuhan di 2024 akan didukung oleh ekspektasi kebijakan moneter yang lebih akomodatif, pelemahan nilai tukar dollar AS, imbal hasil US Treasury yang melandai, penurunan harga minyak dunia, dan ekspektasi membaiknya perdagangan global yang menguntungkan kawasan Asia.

Baca juga: Pengamat Prediksi Cawapres Bahas Ekonomi Berkelanjutan sampai SDM dalam Debat Keempat

 


Sementara di dalam negeri, Chief Economist and Investment Strategist MAMI Katarina Setiawan mengatakan, Bank Indonesia (BI) diperkirakan sudah mengakhiri siklus kenaikan suku bunga untuk menjaga stabilitas.

Namun, BI belum memulai siklus penurunan suku bunga demi menjaga stabilitas rupiah yang menjadi prioritas BI saat ini. Secara historis, siklus penurunan suku bunga BI dimulai setelah tingkat suku bunga riil mencapai sekitar 3 persen.

"Siklus penurunan suku bunga BI nantinya akan mengikuti perkembangan The Fed, pergerakan rupiah, dan arus masuk modal. Penyesuaian akan dilakukan secara bertahap," ucap Katarina.

Selain itu, MAMI juga memperkirakan inflasi akan tetap terkendali walaupun terjadi peningkatan harga. "Meski kenaikan harga pangan dapat berdampak pada inflasi, namun BI menyatakan optimisme," kata dia.

Menurutnya, intervensi pasokan pangan yang dilakukan pemerintah diperkirakan akan cukup untuk menjaga inflasi agar tetap berada dalam kisaran target 2,5 persen plus minus 1 persen pada 2024. Inflasi inti yang terkendali akan membantu mengendalikan inflasi secara keseluruhan.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com