Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Faisal Basri: Debat Capres Anti Klimaks, Semua Main Aman

Kompas.com - 05/02/2024, 18:35 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Faisal Basri menilai debat calon presiden (capres) semalam antiklimaks karena semua kandidat mencari aman.

Sebagai informasi, Minggu (4/2/2024) malam digelar debat kelima untuk para capres Pemilu 2024 dengan tema meliputi bidang pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, kebudayaan, teknologi informasi, kesejahteraan sosial, sumber daya manusia (SDM), dan inklusi.

Menurut Faisal, para capres mulai dari Anies Baswedan, Prabowo Subianto, hingga Ganjar Pranowo enggan melontarkan kritikan mengenai pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang perlu dibenahi.

Baca juga: Soal Gugatan PKPU Budi Said ke Antam, Faisal Basri: Tidak Masuk Akal

Ia menyebut, ketiganya tak banyak menunjukkan data, diskusi, dan solusi terkait suatu permasalahan. Justru, Anies dan Ganjar yang kerap memberi pertanyaan tajam nampak kurang 'galak'.

"Mereka tidak melakukan itu semua, karena mereka sangat menghindar untuk menilai selama (pemerintahan) Jokowi, itu sudah lurus atau melenceng, sudah bener atau salah. enggak ada berani," ujar Faisal dalam diskusi Indef: Tanggapan Atas Debat Kelima Pilpres di Hotel Manhattan, Jakarta, Senin (5/4/2024).

Dia menilai, dalam debat tersebut para capres hanya berfokus menciptakan semakin banyak pemilih di pihak mereka, bukan berdiskusi soal kebenaran isu-isu terkini dan mencari solusinya.

Faisal bilang, 'main aman' dilakukan para capres lantaran menyadari bahwa karakteristik masyarakat Indonesia tidak senang dengan tindakan 'nyinyir', sehingga mereka takut kehilangan suara masyarakat.

"Jadi bukan mencari kebenaran diskusi itu, tapi menambah elektorat (pemilih), sehingga debat kelima ini anti klimaks karena semua main aman," imbuh dia.

Padahal, Faisal menilai, beberapa kebijakan pemerintahan saat ini harus dikritik dan diperbaiki.

Seperti, pemberian bantuan sosial (bansos) yang terus meningkat namun tingkat kemiskinan hanya turun 2,3 persen selama satu dekade terakhir.

Selain itu, rata-rata usia harapan hidup orang Indonesia turun ke 68,25 tahun di 2022 dari sebelumnya di 2019 mencapai 71,7 tahun, berdasarkan data World Population Review yang dirilis Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Baca juga: Rayu Investor Asing, Menteri KKP: Kami Beri Kemudahan Izin, Insentif hingga Tenaga Kerja

Angka harapan hidup tersebut menjadi 10 yang terendah di antara negara ASEAN lainnya. Hanya lebih tinggi dibandingkan Myanmar yang sebesar 67,26 tahun.

"Pasti itu pada tahu Ganjar dan Anies bahwa angka harapan hidup itu turun. tapi enggak disebut," kata dia.

"Jadi apa yang dibilang kesehatan hebat, segala macam hebat itu? Bukti pembangunan itu kan ujung-ujungnya adalah meningkatkan kualitas manusia, bukan berapa kilometer jalan yang dibangun. Terbukti bahwa muara dari berkualitas manusia itu umurnya tambah panjang, itu tandanya tambah sehat," jelas Faisal.

Sebelumnya, dalam momentum debat terakhir Pilpres 2024, banyak yang menilai Anies dan Ganjar yang biasanya memberikan pertanyaan-pertanyaan kritis, justru cenderung melunak. Di sisi lain, Prabowo kerap kali justru menyatakan setuju terhadap gagasan-gagasan para capres lainnya.

Baca juga: Kata Faisal Basri, Kereta Whoosh Balik Modal Bisa sampai 1 Abad Lebih

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com