Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonom Sebut Pertumbuhan Ekonomi RI 2023 Masih Sesuai Tren Jangka Panjang

Kompas.com - 06/02/2024, 17:00 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ekonom makroekonomi dan pasar keuangan LPEM FEB Universitas Indonesia (UI) Teuku Riefky mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 sebesar 5,05 persen menunjukkan pelemahan, namun, masih berada dalam tren jangka panjang yaitu di angka 5 persen.

"Pertumbuhan ekonomi 2023 memang menunjukkan adanya pelemahan, namun masih sesuai dengan tren jangka panjangnya di kisaran 5 persen, walaupun memiliki trajectory (lintasan) penurunan," kata Riefky saat dihubungi Kompas.com, Selasa (6/2/2024).

Riefky mengatakan, kondisi tersebut perlu diwaspadai lantaran Indonesia masih bergantung pada komoditas dan belum adanya sumber pertumbuhan ekonomi yang lebih stabil.

Ia juga mengatakan, memasuki 2024, kondisi ekonomi akan dipenuhi ketidakpastian seiring dengan Pemilu dan kondisi global yang didorong pelemahan ekonomi China, tensi geopolitik, dan pelemahan permintaan di tingkat globak secara keseluruhan.

"Sejauh ini ekonomi RI cukup aman, walaupun cenderung stagnan dan perlu adanya reindustrialisasi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi bisa melebihi level 5 persen," ujarnya.

Baca juga: Daftar 10 Provinsi dengan Pertumbuhan Ekonomi Paling Tinggi 2023

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 sebesar 5,05 persen. Meskipun masih positif, laju pertumbuhan ekonomi Indonesia melambat dari tahun sebelumnya sebesar 5,31 persen.

Perlambatan tersebut terjadi seiring dengan melambatnya sejumlah sumber pertumbuhan ekonomi nasional. Dilihat berdasarkan komponen pengeluaran, sumber pertumbuhan yang berasal dari konsumsi rumah tangga dan perdagangan internasional melambat.

BPS mencatat konsumsi rumah tangga yang merupakan penopang utama pertumbuhan ekonomi nasional, trumbuh sebesar 4,82 persen. Laju pertumbuhan ini lebih lambat dari tahun 2022 sebesar 4,94 persen.

Kemudian, sumber pertumbuhan yang berasal dari ekspor melambat menjadi 1,32 persen. Perlambatan ini terjadi seiring dengan menurunnya harga komoditas ekspor unggulan RI dan melemahnya aktivitas perekonomian global.

"Tren penurunan harga komoditas yang menjadi unggulan Indonesia terus berlanjut pada 2023, seperti harga komoditas CPO dan batu bara," kata Plt. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, dalam konferensi pers, di Jakarta, Senin (5/2/2024).

Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,05 Persen pada 2023


Sementara itu, jika dilhat berdasarkan lapangan usaha, sektor-sektor utama kontributor pertumbuhan ekonomi juga melambat. Sektor usaha industri pengolahan yang berkontribusi 18,67 persen terhadap produk domestik bruto (PDB), tumbuh melambat dari 4,89 persen menjadi 4,64 persen.

Kemudian, sektor usaha perdagangan yang berkontribusi 12,94 persen terhadap PDB melambat dari 5,52 persen menjadi 4,85 persen. Lalu, sektor usaha pertanian dengan kontribusi 12,94 persen, hanya tumbuh 1,3 persen.

"Dari sisi produksi ekonomi tahun 2023 disumbang industri manufaktur, perdagangan dan, transportasi perlambatan ekonomi kita sedikit jika dibandingkan tahun lalu," ujar Amalia.

"Dipengaruhi perlambatan ekonomi global dan fenomena El Nino yang berdampak pada pertumbuhan lapangan usaha pertanian yang melambat di 2023 terutama di paruh kedua," sambungnya.

Meskipun melambat, torehan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,05 persen tetap merupakan sebuah prestasi. Pasalnya, perekonomian global masih menunjukan perlambatan, disertai pelemahan aktivitas perdagangan dunia.

"Di tengah perlambatan ekonomi global dan menurunnya harga komoditas unggulan, ekonomi Indonesia tetap tumbuh solid 5,05 persen," ucap Amalia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Punya Aset Rp 224,66 Triliun, LPS Siap Jamin Klaim Simpanan Bank Tutup

Punya Aset Rp 224,66 Triliun, LPS Siap Jamin Klaim Simpanan Bank Tutup

Whats New
Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Whats New
Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Spend Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com