Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Dampak Pemilu Satu atau Dua Putaran untuk Industri Multifinance?

Kompas.com - 13/02/2024, 19:30 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (Adira Finance) mengungkapkan, pemilihan umum (pemilu) yang berjalan dua putaran akan memperpajang masa ketidakpastian terhadap kondisi ekonomi Indonesia.

Presiden Direktur Adira Finance Dewa Made Susila mengungkapkan, ketika ketidakpastian tersebut terjadi relatif lama dampak ekonomi yang terjadi juga akan semakin besar.

"Jadi bisnis, terutama investasi besar itu sangat rentan terhadap sentimen ketidakpastian, makin lama ketidakpastian dampaknya akan semakin besar," kata dia dalam konferensi pers Paparan Kinerja 2023 Adira Finance, Selasa (13/2/2024).

Baca juga: Peneliti DBS Sebut Pilpres Satu Putaran Akan Berdampak Positif pada Iklim Investasi

Ia menjelaskan, perihal dua putaran dalam pemilu 2024 biasanya akan berdampak ke dalam investasi yang masuk ke Indonesia. Made menyebut hal ini wajar terjadi karena investor ingin kepastian siapa yang akan menjadi pemimpin Indonesia ke depannya.

"Pasti akan terjadi penundaan investasi. Kalau ada penundaan investasi pasti akan berpengaruh ke ekonomi," imbuh dia.

Dari sisi nasabah, pada dasarnya konsumen kelas atas memiliki potensi untuk menunda pembelian kendaraan. Hal ini karena konsumen kelas atas biasanya telah memiliki kendaraan dan tidak memiliki kondisi mendesak untuk memiliki kendaraan baru.

Berbeda, konsumen menengah ke bawah biasanya akan tetap memiliki kebutuhan akan kendaraan. Kosumen kelas ini pasti akan langsung membeli kendaraan ketika telah memiliki daya beli.

Baca juga: Pemilu Satu Putaran Bisa Bikin IHSG Tembus Level 8.150

 


Sementara itu, pemilu yang berlangsung satu putaran akan memberikan cukup waktu untuk bisnis multifinance mengejar kinerja pada sembilan bulan sisa 2024.

"Kalau pendek (satu putaran), berarti kalaupun lemah di kuartal satu, masih bisa kejar di sembilan bulan. Tapi kalau enam bulan, apakah bisa mengejar dengan 6 enam bulan selanjutnya? Itu jadi pertanyaan. Itu saya tidak tahu. Jadi akan cukup banyak tantangan tahun ini," terang dia.

Namun begitu, ia mengungkapkan ekonomi Indonesia yang bertumpu pada konsumsi rumah tangga seharusnya membuat kondisi tidak terlalu fluktuatif. Adapun, ekonomi Indonesia disebut terdiri dari 55 persen konsumsi rumah tangga.

Baca juga: OJK: Piutang Multifinance Masih Tinggi, Capai Rp 458,7 Triliun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com