Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahlil Minta Perbankan Biayai Pengusaha untuk Bangun Smelter

Kompas.com - 14/02/2024, 17:56 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia meminta perbankan nasional membiayai pengusaha nasional dalam membangun smelter atau fasilitas pengolahan hasil tambang bila ingin menekan investor dari China.

“Kasih tahu orang perbankan nasional kita agar segera membiayai para pengusaha nasional yang melakukan pembangunan smelter,” kata Bahlil setelah menggunakan hak suaranya di TPS 04 Duren Tiga Jakarta Selatan, Rabu (14/2/2024).

Bahlil mengatakan bahwa 80 persen dari Izin Usaha Pertambangan (IUP) nikel dimiliki oleh orang Indonesia.

Baca juga: Luhut Minta Penyidikan Penuh Insiden Ledakan Smelter PT ITSS

Presiden Joko Widodo memberikan keterangan pers setelah meninjau proyekpembangunan smelter PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) yang berada di Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), Selasa (20/6/2023).  Dokumentasi/Sekretariat Presiden Presiden Joko Widodo memberikan keterangan pers setelah meninjau proyekpembangunan smelter PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) yang berada di Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), Selasa (20/6/2023).

Akan tetapi, kata dia, para pengusaha Indonesia nantinya menjual hasil pertambangan tersebut kepada para pemilik smelter.

“Siapa yang punya smelter? Investor. Kenapa investor China paling banyak? Karena dia yang menyiapkan pembiayaannya,” kata Bahlil.

Oleh karena itu, tutur dia melanjutkan, apabila ingin Indonesia yang mengolah hasil tambang tersebut, maka dibutuhkan pembiayaan dari perbankan nasional.

“Pakai perbankan, karena itu bukan intervensi dana APBN,” kata Bahlil.

Baca juga: PGN Salurkan Gas Alam Cair ke Smelter di Sulawesi Tenggara

Pernyataan tersebut ia sampaikan terkait dengan ekonom Faisal Basri yang menyebutkan bahwa hilirisasi nikel di dalam negeri sesat dalam Diskusi Indef "Tanggapan Terhadap Debat Pemilu Kelima", Senin (5/2/2024).

Faisal menilai keuntungan dari hilirisasi hanya dinikmati oleh negara asing seperti China. Pernyataan tersebut berdasarkan banyaknya investasi dari perusahaan asing yang mengolah sumber daya alam tersebut.

"Siapa yang nikmati pengusaha 100 persen Tiongkok, labanya ya 100 persen ke Tiongkok," kata Faisal.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com