Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI Masih Pertahankan Suku Bunga Acuan di Level 6 Persen

Kompas.com - 21/02/2024, 17:31 WIB
Rully R. Ramli,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menahan BI Rate, pada level 6 persen. Keputusan ini merupakan hasil dari gelaran Rapat Dewan Gubernur BI periode Februari 2024.

Selain itu, bank sentral juga mempertahankan tingkat suku bunga deposit facility dan lending facility. Dengan demikian, suku bunga deposit facility pun bertahan di level 5,25 persen dan lending facility tetap di level 6,75 persen.

"Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 20-21 Februari 2024 memutuskan untuk mempertahankan BI Rate sebesar 6 persen," ujar Gubernur BI, Perry Warjiyo, dalam konferensi pers, di Jakarta, Rabu (21/2/2024).

"Keputusan mempertahankan BI Rate pada level 6 persen tetap konsisten dengan fokus kebijakan moneter yang pro stability, yaitu untuk penguatan stabilisasi nilai tukar rupiah serta langkah preemptive dan forward looking untuk memastikan inflasi tetap dalam sasaran," sambungnya.

Baca juga: Mengupas Kebijakan Suku Bunga BI

Keputusan BI untuk mempertahankan suku bunga acuan diambil dengan melihat perkembangan kondisi perekonomian global. Perry menyebutkan, pertumbuhan ekonomi dunia lebih baik dari proyeksi semula, di tengah ketidakpastian pasar keuangan yang masih tinggi.

"Ekonomi global diperkirakan tumbuh sebesar 3,1 persen pada tahun 2023, dan 3 persen pada 2024 lebih tinggi dibanding proyeksi sebleumnya, masing-masing sebesar 3 persen dan 2,8 persen," tuturnya.

Seiring dengan perbaikan tersebut, kondisi perekonomian nasional pun masih terjaga. Hal itu terefleksikan dari realisasi pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 5,05 persen sepanjang tahun 2023.

"Ke depan Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi 2024 akan meningkat dalam kisaran 4,7 sampai 5,5 persen," kata Perry.

Selain itu, kinerja neraca pembayaran Indonesia (NPI) diyakini tetap mendukung stabilitas eksternal. Perry bilang, NPI pada 2023 diproyeksi mencatat surplus, ditopang oleh defisit transaksi berjalan yang terjaga, disertai surplus transaksi modal dan finansial.

Baca juga: OJK Sebut Kenaikan Suku Bunga BI Tidak Memiliki Dampak ke Industri Pembiayaan


Sementara itu, di pasar keuangan, modal asing masih tercatat masuk. Bank sentral mencatat, pasar keuangan nasional mencatat net inflow sebesar 3,1 miliar dollar AS sejak awal tahun hingga 19 Februari 2024.

Masih masuknya aliran modal asing membuat depresiasi rupiah sedikit terpangkas. Tercatat nilai tukar rupiah menguat 0,77 persen sejak awal bulan hingga 20 Februari. Namun, secara tahun kalender, nilai tukar rupiah masih melemah 1,68 persen.

"Ke depan nilai tukar rupiah diperkirakan stabil dengan kecenderungan menguat didorong berlanjutnya aliran modal asing, didukung kebijakan stabilisisasi bank Indonesia, serta pegnuatan operasi moneter pro market," ucap Perry.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com