Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usai Insiden KKB Penembakan Pesawat oleh KKB, Bandara di Papua Tetap Beroperasi

Kompas.com - 22/02/2024, 05:45 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memastikan bandara atau lapangan terbang di Papua masih tetap beroperasi setelah terjadinya dua insiden penembakan pesawat secara berturut-turut oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Beoga dan Dekai pada 16 dan 17 Februari 2024.

Untuk itu Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub terus memantau situasi penerbangan di wilayah Papua.

Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub M. Kristi Endah Murni mengatakan, bandara-bandara di Papua harus dipastikan tetap beroperasi untuk menunjang mobilisasi masyarakat orang dan penyaluran logistik.

Mengingat daerah-daerah di Papua tersebut merupakan daerah terpencil dan pedalaman yang hanya dapat dijangkau dengan moda transportasi udara dengan layanan penerbangan perintis.

"Baik bandara maupun lapter tetap dioperasikan guna kepentingan mobilisasi orang dan penyaluran logistik," ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (21/2/2024).

Baca juga: KKB Tembaki Pesawat di Papua, Pengamat Sarankan Penerbangan Ditutup Sementara

Berdasarkan data Ditjen Hubud, insiden penembakan pesawat di Papua seperti ini berulang terjadi di rentang waktu Oktober-Mei setiap tahunnya secara terus-menerus.

Oleh karena itu untuk memitigasi insiden serupa agar tidak terjadi kembali, Kemenhub melalui Kantor Otoritas Bandar Udara (OBU) Wilayah X Merauke telah mengeluarkan surat edaran tentang Keamanan Penerbangan di wilayah kerjanya.

"Terkait kasus penembakan yang sering terjadi, Kami di pusat terus berkoordinasi secara intens dengan pihak bandara melalui posko intensif keselamatan dan keamanan penerbangan," ucapnya.

Dia menjelaskan, posko ini bertujuan untuk menghimpun data kondisi keamanan bandara paling lambat 3 jam sekali di Wilayah Kerja OBU X Merauke.

Baca juga: Pesawat Wings Air Ditembaki KKB Papua, Kemenhub Beberkan Kronologinya

Selain itu, posko ini juga menjadi sarana koordinasi dalam memberikan arahan mitigasi yang dipandang perlu. Data-data kondisi bandara kemudian dilaporkan ke kantor pusat melalui Direktorat Keamanan Penerbangan.

Menindaklanjuti kejadian ini, selanjutnya Ditjen Hubud akan mengirimkan surat kepada Kapolda dan Pangdam setempat sehingga adanya jaminan keamanan, dikarenakan insiden penembakan pesawat tersebut akan mempengaruhi pelayanan penerbangan perintis sehingga diperlukan penyesuaian kembali.

Selain itu perlu dilakukan estimasi jarak dan titik penyerangan sehingga Kepala OBU dan para Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) dapat berkoordinasi dengan aparat keamanan, pemerintah daerah dan Dewan Gereja Forkopimda untuk melakukan pengamanan di titik-titik estimasi tersebut sebagai langkah mitigasi.

"Apabila terjadi peningkatan situasi keamanan yang sudah tidak bisa ditoleransi di wilayah bandara, saya mengarahkan agar Kepala OBU dan Kepala UPBU setempat untuk intensif berkoordinasi terkait keamanan bandara untuk melakukan mitigasi pencegahan sehingga operasional penerbangan dapat berjalan dengan semestinya," tegasnya.

Baca juga: Usai Trigana Air Ditembaki KKB, Wings Air Kaji Situasi di Dekai Papua


Selain itu, Kristi juga meminta agar jajarannya di masing-masing daerah yang rawan keamanan, untuk memperketat pengamanan saat hendak melakukan take-off dan landing meskipun penyerangan tidak dilakukan di wilayah bandara, dan meminta agar maskapai yang beroperasi di wilayah Papua untuk melakukan Hazard Identification and Risk Assessment (HIRA) pada saat preflight untuk memastikan daerah tujuan benar-benar aman.

"Mitigasi di masing-masing bandara itu berbeda-beda, harus didiskusikan bersama-sama untuk memudahkan pengawasan aspek keamanan. Kita ketahui, pelayanan penerbangan di Papua merupakan hal vital khususnya terkait penyaluran logistik, perlu koordinasi untuk menjamin dan memastikan keamanan dan keselamatan penerbangan terpenuhi," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com