Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Erick Thohir: Makassar New Port Jadi Pelabuhan Hub Terbesar di Indonesia Timur

Kompas.com - 22/02/2024, 14:03 WIB
Yohana Artha Uly,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo telah meresmikan Proyek Strategis Nasional, Makassar New Port (MNP) di Sulawesi Selatan yang menjadi salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) pada Kamis (22/2/2024).

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir yang turut mendampingi Jokowi, menyebut pembangunan Makassar New Port sesuai arahan Presiden pada 2021 lalu agar memperkuat pelabuhan BUMN.

Makassar New Port pun dibangun untuk menjadi salah satu pelabuhan internasional yang mengintegrasikan infrastruktur di sekitarnya, serta mengintegrasikan beberapa kawasan industri guna menjadi bagian dari ekosistem pelabuhan.

Baca juga: Erick Thohir Ungkap Pentingnya Kesepakatan Divestasi Saham Vale bagi RI

"Investasi Proyek Strategis Nasional ini mandiri dari Pelindo sendiri senilai Rp 5,4 triliun dan terus bertahap sampai Rp 10 triliun," ujar Erick Thohir dikutip dari keterangannya, Kamis (22/2/2024).

Ia menuturkan, pembangunan Makassar New Port bekerja sama pula dengan Kementerian Perhubungan dan Kementerian PUPR.

Adapun saat ini, pembangunannya baru mencakup tahap 1A, 1B, dan 1C dan masih berlanjut dengan pengadaan peralatan bongkar muat, penambahan fasilitas dan pengembangan tahap 1D yang akan dilakukan secara bertahap sesuai kebutuhan dan pasar dengan anggaran total investasi hingga Rp10 triliun.

Baca juga: Erick Thohir: Pemilu 2024 Beri Stabilitas bagi Dunia Usaha

Menurut Erick, Makassar New Port memiliki peranan penting sebagai gerbang dunia untuk Kawasan Indonesia Timur. Pelabuhan ini akan menjadi hub terbesar di Indonesia Timur yang sekaligus menopang pertumbuhan perekonomian di wilayah tersebut.

"Kolaborasi dengan Kementerian Perhubungan dan PUPR ini diharapkan akan menjadikan Makassar New Port memegang peranan penting bagi industri sekitar, sekaligus menjadi hub Indonesia bagian timur," katanya.

Makassar New Port merupakan pelabuhan terbesar kedua di Indonesia setelah Pelabuhan Tanjung Priuk. Pelabuhan ini memiliki kedalaman 16 meter sehingga bisa disandari kapal dengan bobot besar atau post panamax yang biasa digunakan untuk direct call atau pelayaran langsung ke luar negeri.

Baca juga: Sepakat soal Harga Divestasi Saham Vale, Erick Thohir: Tunggu Pengumumannya

Pelabuhan baru di Makassar ini akan mampu menampung sebanyak total 2,5 juta TEUs peti kemas untuk di dermaga tahap 1A, B, dan C. Kapasitas yang besar ini diharapkan menjadi angin segar bagi para shipping lines atau perusahaan pelayaran.

Makassar New Port juga telah dilengkapi dengan Integrated Planning and Control Room untuk memantau dan mengontrol layanan kapal, terminal, peti kemas, dan logistik secara terpusat.

Adapun Integrated Planning and Control Room menjadi evolusi dari Planning and Control Room (PnC), yang mana cakupan pengawasannya lebih luas, tidak terbatas di Makassar, namun juga mencakup wilayah lain seperti Kendari, Balikpapan, hingga Maluku dan Papua.

Baca juga: Erick Thohir Bakal Laporkan 2 Dapen BUMN yang Bermasalah ke Kejagung

Transformasi tersebut bertujuan meningkatkan efisiensi layanan dan mendukung daya saing logistik nasional.

Makassar New Port sendiri nantinya akan terintegrasi dengan sebuah kawasan industri berskala besar, rel kereta api dan jalan tol yang menghubungkan kota-kota di Sulawesi, sehingga diharapkan mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia secara luas.

Menurut Erick, untuk menjadikan pelabuhan BUMN sebagai pemain global, meningkatkan efisiensi, dan mendorong penurunan biaya logistik nasional, maka diperlukan penyatuan kekuatan.

Oleh karena itu, Kementerian BUMN telah melakukan konsolidasi Pelindo I, II, III, dan IV menjadi Pelindo. Ia bilang, Pelindo kini menjadi salah satu pelabuhan terbaik urutan 20 besar dunia dari semua pelabuhan di Asia Tenggara.

Baca juga: Erick Thohir Sebut Dividen BUMN 2024 Akan Capai Rp 85 Triliun

Penyatuan kekuatan tersebut juga dibarengi dengan pengembangan pelabuhan diberbagai wilayah di Indonesia untuk menekan dwelling time atau waktu tunggu kapal di pelabuhan untuk bongkar muat barang, hingga menekan biaya logistik nasional.

“Kita sudah menekan hari ini misalnya bongkar muat yang tadinya 34 box sudah menjadi 20 box, yang tadi perlu berhari hari dengan rata-rata 38 jam sekarang sudah menjadi 22 jam. Artinya ini percepatan yang luar biasa," kata Erick.

"Kami juga akan terus menata 122 pelabuhan yang ada di Indonesia melalui monitoring system pelabuhan di Indonesia Timur yang terintegrasi dengan Jakarta," imbuh dia.

Baca juga: [POPULER MONEY] Erick Thohir Cari Pengganti Ahok | Eskalator Stasiun Bekasi Diperbaiki

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com