Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Awal Sesi

Kompas.com - 01/03/2024, 09:43 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona hijau pada awal perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Jumat (1/3/2024). Demikian juga dengan mata uang garuda yang menguat pada perdagangan pasar spot.

Melansir data RTI pada pukul 09.18 WIB, IHSG berada pada level 7.319,39 atau naik 3,2 poin (0,04 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 7.316,11.

Sebanyak 216 saham melaju di zona hijau dan 175 saham di zona merah. Sedangkan 215 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 1,2 triliun dengan volume 2,5 miliar saham.

Baca juga: Mampukah IHSG Balik Menguat Hari Ini? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Founder WH Project William Hartanto mengatakan, mengakhiri bulan Februari 2024 dengan posisi bertahan di atas 7.300, adalah sinyal penguatan lanjutan untuk IHSG.

"Dengan berhasilnya pertahanan pada support 7.300 maka IHSG berpotensi melanjutkan penguatannya pada awal Maret 2024, dengan estimasi target pada level 7.403 yang mana merupakan level all time high sejak pilpres 2024," kata William dalam analisisnya.

Bursa Asia mixed dengan penurunan Hang Seng Hong Kong 0,17 persen (28,8 poin) pada level 16.482,63, dan Strait Times melemah 0,29 persen (8,9 poin) pada level 3.132,87. Sementara itu, Shanghai Komposit menguat 0,07 persen (2,19 poin) ke posisi 3.017,36 dan Nikkei naik 1,72 persen (672,9 poin) pada level 39.839,1.

Baca juga: Wall Street Berakhir di Zona Hijau, Nasdaq Catat Rekor Pertama sejak 2021

Rupiah

Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini menguat. Melansir data Bloomberg, pukul 9.19 WIB rupiah berada pada level Rp 15.713 per dollar AS atau naik 6 poin (0,04 persen) dibanding penutupan sebelumnya Rp 15.717 per dollar AS.

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, meskipun menguat tipis pagi ini rupiah berada dalam tren melemah. Isu kenaikan harga pangan masih bisa memberikan sentimen negatif ke rupiah. Sementara itu, naiknya inflasi akibat hal ini bisa menurunkan daya beli masyarakat dan mengganggu pertumbuhan ekonomi.

"Di sisi lain, inflasi AS yang menurun, mengonfirmasi peluang pemangkasan suku bunga the Fed di semester kedua tahun ini. Jadi mungkin ekspektasi pasar ini bisa menahan penguatan dollar AS. Hari ini, rupiah berpotensi melemah ke arah Rp 15.750 per dollar AS, dengan potensi support di sekitar Rp 15.690 per dollar AS - Rp 15.700 per dollar AS," kata Ariston kepada Kompas.com.

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kredit Pintar Catat Pertumbuhan Pinjaman 3,40 Persen di Sumut, Didominasi Kota Medan

Kredit Pintar Catat Pertumbuhan Pinjaman 3,40 Persen di Sumut, Didominasi Kota Medan

Whats New
Bank DKI Dorong Penerapan CSR yang Terintegrasi Kegiatan Bisnis

Bank DKI Dorong Penerapan CSR yang Terintegrasi Kegiatan Bisnis

Whats New
Butik Lakuemas Hadir di Lokasi Baru di Bekasi, Lebih Strategis

Butik Lakuemas Hadir di Lokasi Baru di Bekasi, Lebih Strategis

Whats New
Mau Bisnis Waralaba? Ada 250 Merek Ikut Pameran Franchise di Kemayoran

Mau Bisnis Waralaba? Ada 250 Merek Ikut Pameran Franchise di Kemayoran

Smartpreneur
TEBE Tebar Dividen Rp 134,9 Miliar dan Anggarkan Belanja Modal Rp 47,6 Miliar

TEBE Tebar Dividen Rp 134,9 Miliar dan Anggarkan Belanja Modal Rp 47,6 Miliar

Whats New
Gramedia Tawarkan Program Kemitraan di FLEI 2024

Gramedia Tawarkan Program Kemitraan di FLEI 2024

Whats New
J Trust Bank Cetak Laba Bersih Rp 44,02 Miliar pada Kuartal I 2024

J Trust Bank Cetak Laba Bersih Rp 44,02 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
94 Persen Tiket Kereta Api Periode Libur Panjang Terjual, 5 Rute Ini Jadi Favorit

94 Persen Tiket Kereta Api Periode Libur Panjang Terjual, 5 Rute Ini Jadi Favorit

Whats New
Libur Panjang, Jasa Marga Proyeksi 808.000 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Libur Panjang, Jasa Marga Proyeksi 808.000 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Whats New
Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Whats New
Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Whats New
OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

Whats New
Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Whats New
Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com