Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luhut Ungkap Manfaat Hilirisasi "Emas Hijau" Rumput Laut bagi Ekonomi Indonesia

Kompas.com - 03/03/2024, 09:00 WIB
Aprillia Ika

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut B Pandjaitan mengungkapkan upaya Indonesia melakukan hilirisasi "emas hijau di lautan" yakni rumput laut sejak 2 tahun lalu. Upaya ini, menurutnya, bakal berdampak besar bagi ekonomi Indonesia.

Hal ini diungkapkan Luhut melalui akun resmi Instagramnya @luhut.pandjaitan dikutip Jumat (1/3/2024) lalu.

Dalam akun resminya, Luhut mengatakan bahwa pendapatan Indonesia akan semakin besar bila pemerintah membudidayakan dan mengembangkan produk turunan rumput laut di dalam negeri sendiri, alias hilirisasi.

Menurut Luhut, komoditas rumput laut akan dieskplor potensi industrinya seperti batu bara. Hal ini, kata Luhut, bisa menjadi fokus pemerintah selama 5-10 tahun ke depan.

Baca juga: Luhut: 60 Persen Ekspor Rumput Laut Masih dalam Bentuk Mentah

Oleh sebab itu, upaya Indonesia melakukan hilirisasi rumput laut sudah dilakukan sejak 2 tahun silam, yang mana pilot project dilakukan di lahan seluas 100 hektar di Lombok Timur. Eksplorasi potensi hilirisasi rumput laut dilakukan bersama Sea6 bersama stakeholder lainnya.

"Jika kita kerjakan secara optimal, program ini tidak hanya akan berkontribusi terhadap upaya menahan laju perubahan iklim, tetapi juga memberikan nilai tambah ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir, serta yang paling penting yaitu mengurangi ketergantungan Indonesia pada sektor pertambangan," ujar Luhut.

Baca juga: Luhut Ungkap Potensi Hilirisasi Rumput Laut, Bakal Dieksplor seperti Batu Bara

Luhut memaparkan, setiap 100 hektar budidaya rumput laut skala besar akan menghasilkan 10.000-15.000 ton produksi rumput laut basah per tahun, ratusan tenaga kerja langsung dari warga sekitar pesisir, dan sekitar 1 juta liter produksi biostimulant atau pupuk organik yang dapat mencakup 1-2 juta lahan pertanian.

"Selain biostimulant, hasil panen yang kemudian langsung diolah lewat pabrik nantinya juga mampu memproduksi seperti biofuel, biodegradable plastic, dan bahan pangan bernilai gizi tinggi," ujar Luhut.

Baca juga: Mengintip Potensi Bisnis Digitalisasi Rumput Laut

Potensi perdagangan rumput laut

Dalam akun Instagramnya, Luhut bilang bahwa nilai perdagangan rumput laut global mencapai 3,7 miliar dollar AS atau Rp 57 triliun. Dari jumlah tersebut, Indonesia berkontribusi 16 persen dari total perdagangan rumput laut global yakni 600 juta dollar AS atau sekitar Rp 9 triliun.

Luhut mengatakan, merujuk hasil penelitian Prof. Shrikumar Suranarayan, rumput laut di perairan Indonesia memiliki potensi besar untuk perekonomian nasional.

"Beliau (Prof. Shrikumar Suranarayan) menyebutkan bahwa Indonesia diberkahi satu hal luar biasa yang tidak dimiliki negara manapun, yaitu matahari yang bersinar sepanjang tahun," kata Luhut.

Baca juga: Hilirisasi Rumput Laut, Jokowi: Ada Cuannya Pasti Akan Berbondong-bondong...

Halaman:


Terkini Lainnya

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com