Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasar Menanti "Arah" The Fed, Harga Emas Dunia Kembali Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Masa

Kompas.com - 08/03/2024, 09:20 WIB
Yohana Artha Uly,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

NEW YORK, KOMPAS.com - Harga emas dunia mencetak rekor tertinggi sepanjang masa pada perdagangan Kamis (7/3/2024) waktu setempat, memperpanjang rekor pergerakan harga yang terjadi pada pekan ini.

Mengutip CNBC, Jumat (8/3/2024), penguatan harga emas didukung meningkatnya spekulasi pelonggoran kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (The Fed).

Harga emas di pasar spot ditutup naik 0,46 persen menjadi sebesar 2.158,12 dollar AS per ons, dan mencapai level tertinggi sepanjang masa di 2,164.09 dollar AS per ons selama jam perdagangan Asia.

Besaran harga itu memecahkan rekor sebelumnya yang dicapai pada perdagangan Selasa (5/3/2024) dengan emas di pasar spot menyentuh level 2.114,99 dollar AS per ons.

Serta rekor yang dicetak pada perdagangan Rabu (6/3/2024) dengan harga emas di pasar spot menyentuh level 2.152,09 dollar AS per ons.

Baca juga: Terus Cetak Rekor Tertinggi, Cek Rincian Harga Emas Antam 7 Maret 2024

Sementara itu, untuk harga emas berjangka Comex New York Exchange pada perdagangan kemarin ditutup naik 0,40 persen ke level 2.166,90 dollar AS per ons.

Pernyataan Ketua Federal Reserve Jerome Powell yang meyakini bahwa inflasi AS sedang menuju target penurunan ke level 2 persen sehingga dapat memulai tren penurunan suku bunga, telah memberikan kabar baik bagi pasar logam mulia.

Kini pelaku pasar memperkirakan peluang sebesar 72 persen untuk kemungkinan The Fed mulai melakukan kebijakan penurunan suku bunga pada Juni 2024, naik dari perkiraan peluang sebelumnya yang sebesar 63 persen, menurut alat CME FedWatch.

"Taruhan penurunan suku bunga mendorong harga emas, dan semua orang memperkirakan hal tersebut (penurunan suku bunga) akan terjadi," kata ahli strategi pasar World Gold Council, Joseph Cavatoni.

"Pembelian emas oleh bank sentral juga terus meningkat," imbuh dia.

Baca juga: The Fed Beri Sinyal Turunkan Suku Bunga, Wall Street Berakhir Hijau

 


Seperti diketahui, kebijakan suku bunga The Fed memang sangat mempengaruhi pergerakan harga emas.

Ketika suku bunga naik, maka emas yang tidak memberikan imbal hasil menjadi tak menarik bagi investor, berbeda dari obligasi dan saham yang memang memberikan imbal hasil.

Sebaliknya, ketika suku bunga menurun, maka imbal hasil pada instrumen investasi lainnya ikut menurun, sehingga emas akan menjadi lebih menarik bagi investor.

Di sisi lain, kondisi memanasnya geopolitik yang terjadi di Timur Tengah turut mempengaruhi pergerakan harga emas. Harga emas batangan memang sudah naik lebih dari 300 dollar AS sejak mencuatnya perang antara Israel dan Hamas Palestina.

Kondisi geopolitik tersebut membuat investor beralih ke emas yang memang dikenal sebagai aset lindung nilai di tengah gejolak global.

"Kita hanya memiliki sekelompok kecil aset yang dapat disebut sebagai safe haven oleh para investor, dan emas adalah yang nomor satu di antara aset-aset tersebut," kata James Steel, analis logam mulia di HSBC.

Baca juga: Dollar AS Menguat, Harga Emas Dunia Tetap Bertahan di Atas 2.000 Dollar AS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com