Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengusaha Sebut Relaksasi HET Bikin Harga Beras Turun Sementara

Kompas.com - 12/03/2024, 13:21 WIB
Elsa Catriana,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas) memberlakukan relaksasi harga eceren tertinggi (HET) beras premium dari semula Rp 13.900 per kilogram menjadi Rp 14.900 per kilogram. Kenaikan berlaku hanya sementara mulai 10 Maret 2024 hingga 23 Maret 2024.

Ihwal hal itu, Ketua Umum Persatuan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) Sutarto Alimoeso mengatakan, produsen beras meyambut baik kebijakan itu. Hanya saja relaksasi yang bersifat sementara itu hanya membuat harga beras turun sementara.

Sebab menurut dia, stok gabah yang lama masih banyak dengan kondisi modal pembelian gabah yang sudah mahal.

Baca juga: Terlalu Fokus Beras, Harga Komoditas Lain Mengganas
“Relaksasi yang waktunya pendek itu punya kelemahan. Yakni stok gabah yang lama masih banyak. Sementara dari sisi ongkos produksinya tetap masih tinggi nantinya jadi ya buat harga beras turun sementara saja,” ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Selasa (12/3/2024).

Dia bilang, panen gabah baru memerlukan waktu yang lama untuk proses produksinya. Hal itu karena proses produksi dimulai dari proses pengeringan, pengolahan, dan distribusi yang secara totalnya bisa mencapai lebih dari seminggu.

Oleh sebab itu lanjut dia, untuk menekan harga beras, langkah yang harus dilakukan pemerintah adalah harus menggelontorkan beras sebanyak-banyaknya ke pasar.

Baca juga: Sumatera Masuk Musim Panen, Harga Beras Diklaim Mulai Turun

 

“Kebijakan yang paling jitu adalah bila dapat digelontorkan sebanyak banyaknya beras ke pasar sesuai dengan kebutuhan (mengisi shortage). Penggelontoran tidak boleh sedikit,” kata dia.

Sebelumnya, dia juga pernah menyarankan pemerintah untuk menaikan HET beras. Hal itu lantaran biaya produksi beras sudah mahal mulai dari biaya sewa lahan, biaya pupuk, benih, pestisida hingga biaya distribusi beras.

“Dengan melihat kondisi sekarang semua ongkos produksi naik, sewa tanah naik, ongkos angkut naik, pupuk naik dan pestisida, nampaknya HET itu sudah tida lagi ideal,” ujar Sutarto saat dihubungi Kompas.com, Selasa (5/3/2024).

Baca juga: Panen Raya, Stok Beras Jateng Aman untuk Ramadhan dan Idul Fitri

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com