Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dampak Inflasi, McDonald's AS Sepi Pengunjung

Kompas.com - 14/03/2024, 18:40 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber CNN

NEW YORK, KOMPAS.com - Sebagian warga Amerika Serikat (AS) yang berpenghasilan rendah lebih memilih masak di rumah dibandingkan makan di restoran cepat saji McDonald's.

Chief Financial Officer (CFO) McDonald's Ian Borden mengatakan, saat ini banyak konsumen berupaya mengelola dampak inflasi, suku bunga yang tinggi, dan berkurangnya tabungan.

"Ini adalah lingkungan konsumen yang penuh tantangan," kata dia dikutip dari CNN, Kamis (14/3/2024).

Baca juga: Inflasi Mereda, Ikea Bakal Pangkas Harga Produknya di Seluruh Dunia

Ia menambahkan, dampak inflasi telah mendorong orang AS untuk mengurangi barang-barang mewah. Hal ini termasuk pengeluaran mereka untuk makanan di restoran cepat saji seperti McDonald's.

Makan di luar kini menjadi lebih mewah bagi warga AS. Menurut data inflasi Februari dalam Indeks Harga Konsumen, harga makanan di rumah tumbuh 1 persen dari tahun ke tahun. Sementara, harga untuk makan di restoran naik 4,5 persen secara tahunan.

Namun lonjakan harga di restoran saat ini telah membalikkan keadaan dibandingkan tahun lalu, ketika makan di luar lebih murah.

Pada saat itu, harga restoran naik 8,4 persen dan harga bahan makanan naik 10,2 persen secara tahunan.

“Beberapa dari konsumen tersebut memilih untuk lebih sering makan di rumah,” imbuh Ian.

Untuk memenangkan kembali para pelanggan ini, ia bilang, McDonald's menawarkan lebih banyak keuntungan dalam bentuk drive-thru, termasuk paket dengan harga 4 dollar AS atau bisa lebih rendah di 90 persen lokasinya di AS.

“Kami ingin memastikan konsumen mengetahui apa yang tersedia dan tentu saja memikirkan kami saat mereka menentukan pilihan,” kata Ian.

McDonald's juga menghadapi masalah keuangan secara internasional . Misalnya saja, rantai makanan cepat saji ini mencatat bahwa gejolak di Timur Tengah telah membebani penjualan di wilayah tersebut.

Baca juga: Inflasi Turkiye Meroket 67,07 Persen, Harga Pangan Kian Melambung

Penjualan dalam bisnis pasar berlisensi, yang merupakan bagian dari sebagian besar lokasinya di Timur Tengah, hanya tumbuh 0,7 persen pada kuartal terakhir.

Jumlah itu jauh lebih buruk dibandingkan pertumbuhan lebih dari 4 persen di Amerika Serikat dan bisnis internasional lainnya.

Baik saat pelanggan berbelanja atau makan di luar, harga saat ini terlihat lebih baik dibandingkan beberapa tahun terakhir sejak awal pandemi.

Sebagai informasi, data Consumer Price index (CPI) inflasi pangan secara keseluruhan meningkat pada laju paling lambat sejak Mei 2021.

Kenaikan harga di toko kelontong atu ritel berada pada level terendah sejak Juni 2021, sementara inflasi pangan di restoran naik paling rendah sejak Juli 2021.

Baca juga: Vinyl Taylor Swift Jadi Salah Satu Pemicu Inflasi di Inggris

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com