POLIKRISIS adalah akibat dari ketidakpastian, ambiguitas, dan kompleksitas yang menguasai dunia saat ini dan berujung pada G-zero. Untuk pertama kalinya dalam delapan dekade, kita hidup di dunia tanpa kepemimpinan global.
Di Amerika Serikat, pertempuran partisan yang tidak ada habisnya dan meningkatnya utang federal telah memicu kekhawatiran bahwa masa terbaik AS telah berakhir.
Di seberang Atlantik, krisis utang dan perang di Ukraina melumpuhkan kepercayaan terhadap Eropa, institusi-institusinya, dan masa depannya.
Satu generasi yang lalu, negara-negara tersebut merupakan kekuatan terbesar di dunia. Bersama Kanada, mereka membentuk G7, kelompok negara demokrasi pasar bebas yang menggerakkan perekonomian global. Saat ini, mereka berjuang hanya untuk menemukan pijakan.
Tidak perlu khawatir, kata mereka yang menggembar-gemborkan “kebangkitan”. Ketika negara-negara maju memasuki usia paruh baya, generasi baru negara-negara berkembang akan menciptakan gelombang pasang yang akan mengangkat semangat semua negara.
Menurut laporan yang banyak dibicarakan dan diterbitkan oleh Standard Chartered Bank yang berbasis di London pada November 2010, perekonomian global telah memasuki "siklus super baru" yang didorong oleh industrialisasi dan urbanisasi di pasar negara berkembang dan perdagangan global.
Teknologi-teknologi baru dan kemunculan Amerika mengangkat perekonomian global antara tahun 1870 dan permulaan Perang Dunia I.
Kepemimpinan Amerika Serikat, rekonstruksi Eropa, minyak murah, dan kebangkitan ekspor Asia mendorong pertumbuhan sejak akhir Perang Dunia II hingga 1970-an.
Kita dapat mengandalkan pasar yang semakin dinamis di Tiongkok, India, Brasil, Turki, dan negara-negara berkembang lainnya untuk menggerakkan mesin ekonomi dunia di tahun-tahun mendatang.
Masyarakat Amerika dan Eropa dapat merasa lega, mereka diberitahu bahwa negara-negara lain akan mengambil bagian lebih besar dalam melakukan pekerjaan berat karena mesin ekonomi mereka bergerak lebih lambat.
Dunia menghadapi begitu banyak tantangan melampaui batas negara, mulai dari stabilitas ekonomi global dan perubahan iklim hingga serangan siber, terorisme, dan keamanan pangan dan air. Kebutuhan akan kerja sama internasional semakin besar.
Kerja sama menuntut kepemimpinan. Para pemimpin memiliki pengaruh untuk mengoordinasikan tanggapan multinasional terhadap masalah-masalah transnasional.
Mereka memiliki kekayaan dan kekuasaan untuk membujuk pemerintah agar mengambil tindakan yang tidak akan mereka lakukan jika tidak melakukan hal tersebut.
Mereka mengambil cek yang tidak mampu dibayar oleh orang lain dan memberikan layanan yang tidak dapat dibayar oleh orang lain.
Dari isu demi isu, mereka menetapkan agenda internasional. Ini adalah tanggung jawab yang Amerika Serikat semakin enggan dan tidak mampu memikulnya.