Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Kompas.com - 28/03/2024, 17:21 WIB
Yoga Sukmana

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Mark Dynamics Indonesia Tbk (MARK) membidik target produksi cetakan sarung tangan sebanyak 14,4 juta pada 2024.

Jika tercapai maka ini menjadi rekor penjualan tertinggi di masa normal atau pre pandemi Covid-19 pada 2020 yang hanya menjual 8,8 juta cetakan sarung tangan pertahun.

"Untuk mengantisipasi permintaan pelanggan, MARK akan memaksimalkan sumber daya yang dimiliki saat ini agar utilisasi pabrik dimanfaatkan secara maksimal," tulis MARK dalam siaran pers, Kamis (28/4/2024).

Baca juga: Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Hal ini tercermin dari level produksi perusahaan sejak awal tahun 2024 menyentuh angka 65 persen dari tahun sebelumnya sebesar 35 persen dari total kapasitas pabrik. 

Permintaan cetakan sarung tangan naik tahun ini, didorong produksi sarung tangan global, khususnya di Malaysia, Thailand, dan China.

Pandemi Covid-19 meningkatkan penggunaan APD, termasuk sarung tangan nitril. Pada 2023, penggunaan sarung tangan global mencapai 320 miliar pasang, dengan kecenderungan pertumbuhan terus menerus. 

Baca juga: Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Sepanjang 2023, MARK mencatat kinerja finansial yang kuat pasca-pandemi, mempertahankan margin laba bersih di atas 25 persen dengan laba Rp 156 miliar. Penjualan didominasi oleh pasar ekspor dengan kontribusi Rp 435 miliar, sedangkan penjualan lokal Rp 124 miliar.

Di tahun 2024 MARK menargetkan penjualan dan laba tumbuh double digit dari tahun sebelumnya. 

Tambahan permintaan cetakan sarung tangan di 2024 tidak membutuhkan banyak CAPEX karena sebelumnya di 2021 MARK sudah berinvestasi untuk membangun pabrik ke tiga dari pembiayaan hutang bank dan kas perusahaan yang telah rampung di 2022 lalu.  

Di lihat dari neraca 2023, MARK memiliki Debt to Equity Ratio (Annual) yang cukup rendah total liabilitas sebesar Rp 111 miliar serta total ekuitas sebesar Rp 840 miliar atau 0.07x sehingga Perseroan memiliki kemampuan untuk menambah pabrik dan ekpansi untuk menghadapi permintaan pelanggan yang bertumbuh dengan pembiayaan dari bank atau ekuitas di masa depan. 

Baca juga: 4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com